Pemeriksaan Inspeksi dalam Fisioterapi


Untuk melengkapi data suatu pemeriksaan fisioterapi, diperlukan pemeriksaan inspeksi. Inspeksi memerlukan kecepatan dan kecermatan menganalisa keadaan pasien dalam waktu yang singkat. Letak inspeksi di dalam didaktik adalah setelah anamnesis dan sebelum pemeriksaan fungsi.

Tujuan Inspeksi


  • Dapat melihat kelainan-kelainan dari jaringan yang spesifik yang ada hubungannya dengan keluhan pasien.
  • Kemungkinan mendapatkan informasi tambahan setelah anamnesis sampai kesimpulan sementara.

Cara Pelaksanaan

Dalam melakukan inspeksi beberapa hal yang perlu diperhatikan ,ialah :

  • Membiarkan pasien membuka pakaiannya dalam keadaan tenang dan terjaga privacinya. Seberapa banyak pakaian yang akan dibuka tergantung dari tujuan pemeriksaan.
  • Perhatikan tanda-tanda fisik dan psychis. Sikap sebagai bagian bahasa dari tubuh. Seorang pasien memanifestasikan dirinya lewat tubuh, non verbal kepada pemeriksa. Keadaan hati nurani mempengaruhi tubuh. Selama anamnesis sering kita mendapat gambaran bahwa emosi mempunyai pengaruh terhadap pola keluhan.
  • Lakukan inspeksi secara sistematis, dalam keadaan cepat tanpa melupakan kecermatan, sebab diharapkan pasien sedikit mungkin melakukan perubahan gerak selama inspeksi berlangsung.
  • Umumnya tidak menyentuh pasien selama inspeksi, kecuali untuk palpasi struktur tulang panggul pada inspeksi total.
  • Ambil jarak sedemikian rupa sehinnga mendapat gambaran menyeluruh yang jelas.
  • Inspeksi semua lokasi dan laporkan bagian-bagian yang mempunyai kelainan, bandingkan sikap tersebut dengan sikap anatomi.
  • Dalam keadaan pasien tidak biasa berdiri, lakukan inspeksi sesuai dengan kemampuannya, misalnya duduk,tidur dll.
  • Untuk inspeksi total, lakukan berturut-turut dari depan, belakang kemudian samping kanan dan kiri. lakukan inspeksi dari arah kaki kearah kepala.
  • Perhatikan temperatur ruangan dan ventilasi harus baik. Inspeksi dapat dilakukan dalam keadaan bergerak atau diam, lokal atau total atau kombinasi tergantung dari tujuan.
  • Pada pemeriksaan total diperlukan alat bantu misalnya schietlood.
BACA JUGA:  Prinsip Lever dalam Fisioterapi

Adapun hal-hal yang perlu diinspeksi/orientasi sbb :

1. Kulit dan jaringan di bawah kulit. Pemeriksaan ini mencakup :

a) Warna

  • Putih pucat, menunjukkan suatu insufiensi dan sirkulasi arteri.
  • Merah, tanda pendarahan yang terus-menerus dari kulit akibat peradangan akut.
  • Biru lila umumnya gangguan lokal pada sirkulasi vena, misalnya Haematom.
  • Kuning karena gangguan fungsi hati, hepatitis, problem kandung empedu, batu empedu.
  • Kuning hijau, haematom yang lama, hitam tanda nekrose, misalnya akibat ganggren, burger disease.
  • Coklat, pigmentasi yang meningkat pada kulit, misalnya varicose ulcer.
BACA JUGA:  Pengantar Anatomi Manusia

b) Rambut rontok atau tumbuh lebat.

c) Transpirasi, kondisi kulit, jaringan parut.

2. Otot dan tendon dapat diinspeksi dalam bentuk :

  • Kontur, kelainan yang timbul berupa perubahan ukuran besar/mengecil.
  • Keadaan kontraksi, pembesaran otot dan tendon tergantung dari ukuran pemakaian, tidak selalu ada latar belakang patologi.

3. Struktur tulang

4 postur tubuh dibagi atas 4 tipe, yaitu :

  • Type atletis, dimana gelang-gelang bahu kuat dan otot-otot berkembang.
  • Type piknis,pendek dan lebar,leher pendek,kepala agak ke depan,otot lemah dan lemak.
  • Type leptosom,panjang,kurus,leher panjang,bahu menggantung,otot-otot lemah,dada sempit dan panjang.
  • Type campuran antara nomor 1,2 dan 3.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dicatat adalah :

  • Apakah pasien berdiri seimbang pada kedua kakinya (kaki mana berat badan banyak menumpu)
  • Apakah lutut dalam keadaan varus atau valgus. Bagaimana posisi berdiri dan sikap berdiri pasien. Dari samping, jika kita meletakkan bandul, keseimbangan dari telinga, maka akan ada garis tegak lurus (dalam bayangan garis tersebut akan lewat telinga, tengah, tengah bahu, menembus ke bawah sampai di tengah sendi panggul dan di tengah sendi lutut dan melewati setinggi persendian calcaneo cuboideal.
BACA JUGA:  Fraktur Humerus

5. Anggota gerak dan bagian tubuh yang lain

Kaki :

  • Posisi  saat kaki  berdiri rileks jarak antara kedua kaki kira-kira 10-15 cm. Jumlah jari-jari kaki, posisi dari jari-jari dan ibu jari kaki.
  • Posisi dari lengkung transversal tapak kaki, posisi dari lengkung medial dan posisi dari malleolus medial dan lateral.
  • Warna dari kaki, bentuk dan perubahan kontur dari kaki. Perhatikan juga aktifitas otot sekitar ankle yang dapat meningkat karena gangguan keseimbangan.

Tungkai bawah, lutut, panggul, trunk, leher dan bahu, kepala, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan, perhatikan semua bentuk kelainan yang ada.