Proses degenerasi pada persendian dapat dijumpai pada hampir semua manusia usia lanjut. Namun, kenyataannya tidak sedikit dari mereka yang berusia 30 tahun atau lebih muda juga mengalami proses tersebut pada beberapa sendi. Fenomena wear and tear dapat merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap proses degenerasi tersebut, terutama pada sendi yang abnormal. Faktor- faktor lain seperti predisposisi genetik, riwayat trauma pada persendian, obesitas, nutrisi, dan overuse dapat berinteraksisecara kompleks dalam proses degenerasi sendi. Proses degenerasi sendi cenderung mengenai sendi tertentu dan nyeri sendi tidak selalu timbul. . Hingga saat ini, sulit mencari penjelasan mengapa individu tertentu yang jelas terlihat kerusakan sendi sedemikian parah secara radiologis hanya mengeluh sedikit nyeri dan bahkan sama sekali tidak ada keluhan. Sementara, pada individu lain, dengan sedikit saja perubahan patologis pada sendi menyebabkan keluhan yang berat, bahkan menyebabkan inkapasitasi (ketidakberdayaan).
Terapi dari PSD bersifat multimodalitas. Menangani nyeri dengan analgesik ataupun NSAIDs merupakan tindakan dasar. NSAID dapat membantu mengendalikan proses inflamasi pada sendi yang terlibat dan dalam beberapa kasus tertentu mungkin diperlukan injeksi steroid intraartikular. Jika digunakan secara berlebihan bahkan mempercepat proses kerusakan sendi. Injeksi steroid intraartikular sebaiknya tidak dilakukan terlalu sering dan penyuntikan setiap 3 bulan atau 2 bulan sekali sangat tidak dianjurkan.
Pemberian obat analgesik sebaiknya saat nyeri saja, tetapi pada beberapa individu kadang memerlukan terapi jangka panjang. Dalam hal ini, efek samping obat merupakan salah satu pertimbangan. Dalam pengobatan jangka panjang, alternatif lain harus dipikirkan seperti aplikasi panas/dingin pada sendi untuk meringankan keluhan, pemakaian splint untuk menyokong sendi, dan teknik konservasi energi untuk mencegah flareup. Sebagai tambahan, latihan/olah raga ringan juga diperlukan untuk mencegah kontraktur dan deconditioning. Latihan rutin berupa weight-bearing exercise diselingi dengan istirahat yang sesuai akan merangsang nutrisi pada tulang rawan serta memperkuat otot-otot periartikuler. Latihan dan olah raga tersebut harus dihindari pada saat inflamasi akut9.
Pada kasus PSD parah dengan nyeri yang refrakter dengan terapi atau sendi yang sudah kehilangan fungsinya, tindakan seperti arthrodesis sendi, osteotomi, ataupun arthroplasty dapat menjadi pertimbangan. Penggantian sendi (joint replacement) dapat ditolerir dengan baik oleh kelompok usia lanjut.
|