Kenaikan berat badan optimal tergantung pada tahapan kehamilan. Pada trimester pertama dan kedua kenaikan berat badan banyak disebabkan oleh kenaikan organ pendukung kehamilan, sedangkan pada trimester ketiga yang mempengaruhi kenaikan berat badan adalah pertumbuhan janin. Pada trimester kenaikan berat badan rata-rata adalah antara 1 sampai dengan 2 kg pada wanita. Untuk trimester kedua dan ketiga pada wanita dengan berat badan normal kenaikannya diharapkan 0,4 kg per minggu. Untuk wanita dengan berat badan lebih, kenaikan berat badannya adalah 0,3 kg dan untuk wanita dengan berat badan kurang kenaikannya adalah 0,5. Untuk asupan kalori pada trimester pertama diharpakan tidak ada perubahan dari kebiasaan, pada trimester kedua dan ketiga asupan kalorinya harus dinaikan sebesar 300 kkal per hari lebih dari biasanya. Kenaikan ini dapat dicapai dengan mudah melalui asupan susu, yogurt, atau keju, buah-buahan, sayuran, sereal, nasi atau roti.
Sebuah bagan disusun untuk memonitor perkembangan kenaikan berat badan selama kehamilan untuk wanita dengan berat badan normal, kurang atau lebih. Kenaikan berat badan dicatakan sesuai dengan hasil pengukuran. Setiap ibu hamil diharapkan dapat mengerti pola peningkatan berat badan dan kenaikan berat badan yang direkomendasikan. Untuk meningkatkan pengendalian kenaikan berat badan sangath membutuhkan peran ibu hamil sendiri dalam memantau kenaikan berat badannya danb berusaha memenuhi kenaikan berat badan sesuai dengan yang direkomendasikan oleh BMI.
Kenaikan berat badan yang tidak adekuat (kurang dari 1 kg perbulan untuk wanita normal, 0,5 kg perhari untuk wanita dengan berat badan kurang) atau kenaikan berat badan berlebih (3 kg / bulan) harus segera memperoleh perhatian. Kemungkinan penyimpangan dari berat yang direkomendasikan diantaranya adalah kesalahan pengukuran, kesalahan pencatatan, pengaruh berat pakaian, dan terjadinya akumulasi cairan. Kenaikan berat badan yang terlalu tinggi disebabkan oleh akumulasi cairan, kenaikannya lebih dari 3 kg perbulan, terutama setelah 21 minggu usia kehamilan, dan dapat menyebabkan terjadinya hipertensi (Wong, 1997 : 180). Penelitian yang dilakukan oleh Yudomustopo (2007) menunjukkan adanya hubungan antara hipertensi dengan terjadinya persalinan preterm, dimana pada 68% ibu yang menderita hipertensi, mengalami persalinan preterm.