Group Aksi Otot


Otot tidak bekerja secara terisolir (bekerja sendirian). Beberapa otot harus bekerja untuk menghasilkan gerakan halus yang terkoordinir sehingga masing-masing otot memiliki peran.

Primemover atau agonis


Otot yang bekerja secara primemover adalah otot-otot yang mengawali dan memulai gerakan.

Antagonis

Otot yang dapat menghsilkan gerakan lawanan  dari gerakan yang dihasilkan oleh otot agonis. Ketika otot agonis bekerja  maka antagonis harus relaks secara reciprokal, yakni secara axact besarnya sama. Ketegangan dari kontraksi agonis adalah sama dengan relaksasi yang dihasilkan oleh otot lawannya (antagonis) agar terjadi gerakan yang halus.

Sinergis

Otot yang bekerja sebagai sinergis  adalah otot-otot yang berkontraksi untuk menyempurnakan suatu posisi sendi atau membuat kerja otot agonis lebih kuat. Otot-otot sinergis paling sering diobservasi kerjanya ketika ot wrot agonis merupakan otot-otot biaxial atau multiaxial, sebagai contoh ekstensor wrist. Otot-otot sinergis juga berkontraksi untuk  mencegah gerakan ekstra  atau tambahan yang mungkin dihasilkan oleh otot agonis. Pada umumnya otot agonis bekerja  tanpa disadari

BACA JUGA:  Terapi Latihan William Fleksion Exercise

Fiksator (stabilisator)

Otot stabilisator juga bekerja tanpa disadari untuk menstabisasi perlekatan otot agonis, antagonis dan sinergis. Hal ini tidak berarti bahwa otot-otot fiksator akan menstabilisasi komponen tubuh dan mempertahankan seluruh tubuh dengan kerja salah satu otot tertentu. Lebih baik kerja otot berperan dinamik seperti otot-otot sinergis. Hal ini karena kerja otot fiksator membentuk sekitar 75% dari kerja otot normal setiap hari. Peran otot ini bukan isometrik kecuali selama jangka waktu yang singkat, perannya menjadi isotonik pada perubahan pola gerakan sehingga gerakan menjadi halus. Sebagai contoh otot fiksator yang berada disekitar elbow akan menstabilisasi lengan bawah dan tangan, yang berada di shoulder akan menstabilisasi lengan dan shoulder girdle dan lain-lain.

BACA JUGA:  Peran Otot

Otot fiksator yang bekerja pada aktivitas seperti memasukan benang ke jarum akan sangat berbeda dengan kerja otot fiksator pada aktivitas melempar bola yang berat, baik dari kuantitas dan kualitasnya. Pada aktivitas pertama, posisi awal adalah duduk dan otot fiksator akan bekerja mempertahankan posisi duduk. Pada saat gerakan menjepit benang secara halus dan memasukannya ke jarum akan melibatkan kerja otot  shoulder girdle dan lengan sebagai fiksator. Pada aktivitas melempar bola yang berat, otot fiksator akan bekerja dengan perubahan yang cepat saat persiapan tubuh dan melakukan lemparan yang diikutioleh aksi pengereman untuk mencegah hilangnya posisi atau keseimbangan.

BACA JUGA:  Prinsip Terapi Latihan Pada Skoliosis