Mengasuh dan Membimbing Anak Umur 3 – 6 Tahun


MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 3 – 6 TAHUN

Ciri dan tuntutan perkembangan


– Anak bersifat ingin tahu, banyak bertanya berbagai macam, dan meniru kegiatan di sekitarnya.

– Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan bersama dan menunjukkan inisiatif untuk mengerjakan sesuatu, tapi ia tidak mementingkan hasilnya. Pengalaman dalam melakukan aktivitas ini amat penting artinya bagi anak.

– Seringkali kita lihat bahwa anak cenderung berpindah-pindah dan meninggalkan tugas yang diberikan kepoadanya untuk melakukan yang lain. Hal ini dapat menimbulkan krisis baru karena hal itu bertentangan dengan lingkungan yang semakin menuntut, sehingga anak mengalami kekecewaan

– Jika dalam tahap sebelumnya hanya tokoh ibu yang bermakna bagi anak, dalam tahap ini tokoh ayah mempunyai peran penting baginya. Disini terbentuk segitiga hubungan kasih sayang ayah-ibu-anak. Anak laki-laki merasa lebih sayang kepada ibunya, dan anak perempuan lebih sayang kepada ayahnya

– Melalui peristiwa ini, anak dapat mengalami perasaan sayang, benci, irihati, persaingan, memiliki dan lain-lain. Begitu pula perasaan takut dan cemas.

– Kedua orangtua harus bekerjasama untuk membantu anak melalui tahap ini. Peranan orangtua sebagai tokoh ayah dan tokoh ibu sangat penting

BACA JUGA:  Prinsip Pembedahan dan Persiapan Pra Pembedahan Ginekologi

– Ayah dan ibu merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu jangan mau dimanipulasi oleh anak. Ayah dan ibu memberikan kasih sayang yang sama, baik terhadap anak perempuan ataupun anak laki-laki

– Dengan terselesaikannya hubungan segitiga tersebut, maka anak wanita akan beridentifikasi dengan ibunya dan anak laki-laki dengan ayahnya (identitas seksual maupun identitas diri)

– Bila ibu terlalu dominan (menonjol pengaruhnya) dalam rumah tangga, sedangkan ayah kurang tegas atau ayah tidak ada (absen) baik secara lahiriah maupun kejiwaan, maka akan terjadi identifikasi (proses meniru) yang salah. Anak laki-laki akan beridentifikasi dengan ibunya, sehingga ia lebih mengembangkan sikap kewanitaan dan sebaliknya

– Anak mulai melihat adanya perbedaan jenis kelamin. Kadang-kadang, ia terpaku pada alat kelaminnya. Sering kita melihat anak laki-laki memegang alat kelaminnya sampai ereksi. Jangan dimarahi karena hal ini tetapi alihkanlah perhatiannya. Bila diatasi dengan baik, fase ini akan berakhir dengan baik pada usia 6 tahun.

BACA JUGA:  Faktor- Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Sikap orangtua

– Berilah kesempatan kepada anak untuk menyalurkan inisiatifnya, sehingga ia mendapat kesempatan untuk membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut

– Ikut sertakan anak dalam aktivitas keluarga, misalnya menyapu, berbelanja ke pasar, memasak, atau membetulkan mainan yang rusak

– Jangan menakut-nakuti anak. Pada anak laki-laki akan berakibat cemas, karena pada tahap ini ia sangat takut akan kehilangan alat kelaminnya (kastrasi), sedangkan pada anak perempuan timbul rasa iri hati.

– Dengar dan hargailah pendapat serta usul yang dikemukakan oleh anak

– Jangan menuntut yang melebihi kemampuan anak

– Ibu perlu lebih dekat kepada anak perempuannya. Sedangkan ayah perlu lebih akrab dengan anak laki-lakinya

– Jawablah pertanyaan anak dengan benar, jangan membohongi atau menunda jawaban, misalnya bila anak bertanya bagaimana caranya adik keluar dari perut mama, jawablah bahwa keluarnya melalui jalan lahir, jangan katakan dibelah dari perut. Hal ini akan menakutkan bagi anak yang dapat berdampak negatif pada jiwanya

BACA JUGA:  Mengasuh dan Membimbing Anak Umur 1,5 - 3 Tahun

– Sering-seringlah membacakan buku cerita atau dongeng. Kemudian diskusikanlah isi ceritanya dan tanyakanlah beberapa pertanyaan kepada anak

– Berilah ia kesempatan untuk mengunjungi tetangga, teman, dan saudara tanpa ditemani.

– Luangkan waktu setiap hari untuk berdialog dengan anak. Dengarkanlah ia dan tunjukkanlah bahwa anda mengerti pembicaraannya dengan mengulangi apa yang dikatakannya. Pada saat ini janganlah menggurui, mencaci dan menyepelekannya

– Ajarkanlah untuk membedakan yang salah dan yang benar, serta tata tertib dan sopan santun yang berlaku di masyarakat setempat

– Peranan ayah menjadi penting disini. Oleh karena itu ajaklah anak bermain bersama. Disini, ayah perlu bersikap sebagai teman bagi anak

Gangguan dalam mencapai rasa inisiatif akan menyebabkan anak merasa bersalah, rasa takut berbuat sesuatu, takut mengemukakan sesuatu, serta serba salah dalam bergaul

Gangguan/ Penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

– Kesulitan belajar

– Masalah sekolah

– Masalah pergaulan dengan teman

– Anak yang pasif dan takut serta kurang kemauan, kurang inisiatif