Adaptasi Tubuh dengan Aktifitas Fisik


1. Adaptasi Otot

Proporsi ST dan FT pada lengan dan tungkai seimbang. Serabut ST memiliki daya tahan aerobik yang tinggi dan bekerja pada aktifitas yang bersifat endurance serta intensitasnya rendah. Serabut FT bersifat anaerobik. FTa/IIa untuk aktifitas yang eksplosif dan FTb//IIb sedikit susah dipahami karena melibatkan otot yang tinggi. Serabut FT dan ST tidak dapat dipertukarkan. Proses adaptasi otot sangat bergantung pada jenis aktifitas yang dilakukan sehingga mempengaruhi predominan sistem energi yang bekerja dan terkait dengan kelompok serat otot yang ada. Otot rangka mendapat suplai darah sebesar 15% dari total volume darah dan meningkat hingga 80% pada saat aktifitas fisisk yang berat. Perubahan adaptif otot akan berbalik keadaan semula dengan periode beberapa bulan  apabila aktifitas fisik dihentikan.


2. Adaptasi Kardiovaskuler

Fungsi utama sistem Kardiovaskuler :

  1. Membawa O2 dan nutrisi ke seluruh sel-sel tubuh
  2. Mengangkat CO2 dan sisa metabolisme dari sel-sel tubuh
  3. Mengangkat hormon dari kelenjar endokrin ke target organ
  4. Mempertahankan hemodinamika tubuh , misalnya temperatur tubuh dan keseimbangan cairan tubuh agar tidak dehidrasi.
BACA JUGA:  Faktor Penyebab Tekanan Darah Tinggi

Sistem kardiovaskuler = Sistem Pemompaan

Terdiri atas :

  • Pompa (jantung)
  • Sistem pengaliran (pembuluh darah)
  • Cairan (darah)

Jantung secara anatomis terdiri dari :

  • 2 atrium (sebagai reservoar)
  • 2 ventrikel (sebagai unit pengirim)
  • Katup (sebagai penghalang)

Sistem sirkulasi jantung

  1. Sirkulasi paru : mengangkut darah antara jantung dan paru-paru, ia memiliki tekanan dan resistensi yang rendah.
  2. Sirkulasi sistemik : mengangkut darah antara jantung dan sistem organ, ia memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi.

Sistem konduksi dan intrinsik jantung :

4 sistem konduksi jantung

  1. Nodus sinoatrial (SA)
  2. Nodus Atrioventrikularis (AV)
  3. Bundle his
  4. Serabut purkinje

Sistem pembuluh darah

  • Arteri –> Arteriola –> kapiler –> venula –> vena
  • Darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung melalui vena-vena, dibantu oleh pompa otot (terutama pada kontraksi otot)
  • Darah didistribusikan ke seluruh tubuh bergantung pada kebutuhan jaringan. Jaringan yang aktif membutuhkan darah dalam volume yang lebih banyak.

Darah

Darah dan cairan limpe mengandung zat-zat dari dan ke seluruh tubuh. Cairan plasma merembes ke jaringan —> Cairan interstitial. Kebanyakan Cl akan kembali ke kapiler dan sebagian lagi masuk ke dalam sistem limfatik dan akhirnya kembali ke aliran darah.

BACA JUGA:  Pengobatan Herbal Kunir Putih

Dehidrasi –> plasma berkurang –> kekentalan darah meningkat –> tahanan aliran meningkat

Adaptasi sistem kardiovaskuler terhadap latihan fisik

Latihan fisik :

  1. Kebutuhan O2 dan nutrisi meningkat dengan cepat
  2. Proses metabolisme terjadi dengan cepat
  3. Sampah metabolisme meningkat
  4. Suhu tubuh meningkat
  5. Konsentrasi ion hidrogen meningkat dalam darah dan otot, menyebabkan otot dan darah menjadi lebih asam.

Perubahan pada komponen sistem Kardiovaskuler sebagai respon terhadap aktifitas fisik

1. Denyut nadi (gelombang nadi yang merambat melalui dinding arteri, yang dimulai pada pangkal aorta).

Denyut nadi istirahat orang dewasa 60-80 denyut/menit, Lebih rendah pada atlit dan orang tua, menurun sesuai usia, dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya suhu dan ketinggian.

Penilaian : bandingkan denyut nadi istirahat dan denyut nadi latihan / aktifitas fisik. Sesaat sebelum aktifitas fisik, denyut nadi sedikit meningkat, respon antisipasi (denyut nadi antisipasi), pelepasan neurotransmitter norepinefrin dan adrenalin. Denyut nadi meningkat sesuai dengan intensitas  aktivitas  hingga mencapai titik keletihan –> DN menurun.

BACA JUGA:  Mengenai Enzim

Denyut nadi maksimum adalah denyut nadi tertinggi yang dapat dicapai dengan usaha /aktivitas maksimal hingga mencapai titik keletihan. Denyut nadi maksimum = 220 – Usia atau Journal of the American College of Cardiology = 208 – 0,7 x usia. Jika aktivitas dengan intensitas konstan –> denyut nadi meningkat cepat hingga mencapai titik optimal kemudian stabil. Jika intensitas ditingkatkan –> adaptasi  1-2 menit –> SsHR yang baru. SsHR menjadi dasar dari beberapa tes fisik untuk menilai tingkat kebugaran. SsHR rendah : pada orang-orang yang rutin melakukan olahraga dan sebaliknya. SsHR rendah menunjukkan efisiensi sistem Kardiovaskuler yang baik.

  1. Stroke Volume (Curah jantung dalam satu kali menguncup)
  2. Cardiac Output (curah jantung) = SV x HR
  3. Aliran darah
  4. Tekanan Darah (Tekanan yang dihasilkan oleh aliran darah  pada dinding pembuluh darah) = CO x TP(tahanan perifer)
  5. Darah