Macam-macam Sistem Energi


1. Sistem ATP-CP (sistem kreatin fosfat/ anaerob tanpa pembentukan laktat)

Fosfokreatin ; senyawa kimia yang tertimbun di dalam otot (15 – 17 milimol/kg > timbunan ATP). Merupakan energi instan/siap pakai secara cepat untuk membentuk ATP kembali, karena hanya terdiri dari satu rangkaian reaksi.


Creatin kinese

CP ——————–> C + Pi + energi (13000 kalori)

Energi dan gugusan fosfat  tersebut digunakan  untuk membentuk kembali ATP dari ADP.

ADP + Pi + energi (12000 kalori) ———–> ATP

Sistem ATP-CP

Daya maksimal sebesar 3,6 mol ATP/menit. Diperlukan untuk gerakan-gerakan mendadak/ olahraga kecepatan dan intensitas tinggi (lari cepat 100 meter, renang 25 meter atau angkat besi dll).

Cirinya :

1.tidak melewati rangkaian reaksi kimia yang panjang

2. Tidak membutuhkan O2

3. ATP-CP tertimbun dekat elemen kontraktil otot.

BACA JUGA:  Physical Definition of Muscle Performance

2. Sistem Glikolisis anaerobik/ sistem anaerob dengan Pembentukan laktat

Menyediakan energi dalam waktu relatif cepat (> ATP – CP) dengan intensitas tinggi secara tidak sempurna dan membentuk asam piruvat yang akan diubah menjadi asam laktat. Karbohidrat disimpam dalam darah berbentuk glukosa dan dalam otot berbentuk glikogen. Ketika sistem anaerobik berlangsung terdapat enzim yang mengubah glukosa atau glikogen menjadi suatu ikatan kimia  baru sehingga terbentuk ATP dan asam laktat.

Sistem Glikolisis Anaerobik

Asam laktat menurunkan pH (meningkatkan keasaman) dalam otot dan darah yang akan menghambat kerja enzim-enzim atau reaksi kimia dalam sel tubuh, dalam otot menyebabkan kontraksi otot bertambah lemah dan akhirnya lelah.

Cirinya :

1. Membentuk asam laktat penyebab kelelahan

2. Tidak butuh O2

3. Hanya menggunakan KH

BACA JUGA:  Pemahaman Mengenai Adrenalin

4. Memberikan energi untuk resintesis beberapa ATP saja

Sistem ini diperlukan pada aktifitas fisik  yang berlangsung cepat/explosif dan berlangsung selama 1 -3 atau 4 menit (lari jarak pendek, sepak bola, hockey, dll). Daya maksimal sekitar 1,6 mol ATP/menit dan kapasitas maksimalnya 1,2 mol ATP.

3. Sistem Aerobik

Sistem energi yang paling banyak reaksi kimia dan memerlukan banyak enzim sehingga prosesnya lambat. Memerlukan O2 yang dibawa hemoglobin untuk menghasilkan ATP dalam jumlah besar. Sumber energinya dari KH dan lemak. Protein digunakan pada latihan endurance seperti lari maraton, balap sepeda jarak jauh, triathlon, dll.

Sistem Aerobik – Oksidasi Glikogen

KH merupakan sumber energi tercepat sehingga cadangan glikogen dalam otot dan hati yang optimal sangat diperlukan. Terjadi 2 tahap yaitu di sitoplasma dan mitokondria. Pertama glikogen (dari KH) berubah menjadi asam piruvat (glikolisis anaerobik) dan membentuk asam laktat di sitoplasma, selanjutnya jika O2 cukup maka sebagian asam piruvat masuk ke dalam mitokondria dan mengalami serangkaian reaksi kimia.

BACA JUGA:  Adaptasi Tubuh dengan Aktifitas Fisik

Sistem Aerobik – Oksidasi lemak

Komponen dasar lemak adalah trigliserida (gliserol+ asam lemak). Asam lemak terdiri dari asam lemak tak jenuh (nabati) dan asam lemak jenuh (hewani). Kandungan energinya 2x lebih besar dibanding KH & protein.

Sistem Aerobik – Oksidasi protein

Sumber energi saat cadangan  KH berkurang, berfungsi untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak untuk perkembangan otot. Protein (asam-asam amino) diubah bentuknya di dalam hati menjadi senyawa karbon tanpa gugus amino (transaminasi) yang selanjutnya di oksidasi menjadi siklus krebs.