Gerakan-gerakan yang di tes :
a. Abduksi – 180 derajad
b. Adduksi — 45 derajad
Pada abduksi lengan terjadi gerakan glenohumeral joint dan scapulothoracic articulation dengan perbandingan 2:1 ratio yang berarti untuk setiap 3 derajad abduksi, terjadi 2 derajad glenohumeral joint dan 1 derajad pada scapulothoracic articulatio.
Berdirilah dibelakang pasien dan peganglah scapula pada sudut inferiornya dengan lengan pemeriksa bebas mengabduksikan lengan pasien.
Scapula tidak akan bergerak hingga lengan abduksi sekitar 20 derajad (yang ditandai dengan bebas bergerak glenohumeral). Pada saat itu, humerus dan scapula bergerak bersama dengan perbandingan 2:1 untuk abduksi secara lengkap.
Jika glenohumeral tidak dapat bergerak pada ratio yang normal dengan scapulothiracic articulatio, seperti kira-kira ditahan/tetap pada sisi abduksi, kemungkinan pasien mengalami sindroma frozen shoulder.
Jika ini merupakan suatu kasus, maka kemungkinan pasien hanya mampu menggerakkan shouldernya sejauh 90 derajad untuk abduksi dengan sedikit menggunakan gerakan scapulthoracic.
Alternatif metode yang efektif pada tes abduksi adalah dangan menahan scapula dan tempatkan tangan pemeriksa pada acromion selama melakukan tes.
Hal ini menjamin terjadinya sedikit gerakan scapulothoracic yang secara relatif diikuti glenohumeral.
Letakkan tangan pemeriksa dengan segera pada bagian superior elbow joint (dengan demikian glenohumeral joint terisolasi dengan kedua tangan pemeriksa). Kemudian gerakkan tangan secara pelan ke lateral dan angkatlah ke atas sejauh kemampuannya.
Seperti pada saat melakukan tes ROM abduksi, perhatikan keadaan pasien jika ada tanda-tanda keraguan atau nyeri.
Normalnya gerakan abduksi glenohumeral sangat sedikit yaitu kira-kira 90 derajat, seperti pada awal menggerakan scapula , pemeriksa akan merasakan scapula bergerak yang diteruskan dengan mengistirahatkan tangan.
Abduksi akan dilanjutkan kira-kira 120 derajat. Pada saat ini, caput humerus akan bertemu dengan acromion dengan tiba-tiba.
Abduksi secara penuh hanya dapat terjadi jika humerus eksternal rotasi untuk meningkatkan permukaan articulatio pada caput humerus dan selanjutnya berputar ke arah leher pembedahan (neck surgical) sejauh ujung acromion.
Kemudian bawalah lengan pasien kebelakang dan mulailah gerakan menyilang ke depan tubuh pasien dengan gerakan adduksi.
Normalnya adduksi adalah kira-kira 45 derajat menyilang ke depan tubuh pasien. tes shoulder yang lain dan bandingkan hasilnya. adduksi mungkin terbatas akibat adanya bursitis atau adanya kerobekan pada rotator cuff, khususnya m. supraspinatus.
c. Fleksi – 90 derajat
d. ekstensi – 45 derajat
Derajat ekstensi lebih besar jika pasien memiringkan badannya. Karena itu, letakkan tangan pemeriksa diatas ke dua acromion untuk menstabilisasi scapula dan untuk menahan badannya.
Tangan pemeriksa akan mencegah atau mengurangi gerakan ini, letakkan tangan pemeriksa yang lain diproksimal elbow joint dan gerakan tangan psien ke ekstensi, normalnya lengan akan berekstensi kira-kira 45 derajat.
Kemudian gerakkan lengan ke depan ke arah posisi anatomi yaitu untuk gerakan fleksi, normalnya adalah 90 derajat.
Ulangi prosedur fleksi dan ekstensi pada sisi yang lain dan bandingkan hasilnya. Keterbatasan gerak fleksi dan ekstensi mungkin disebabkan adanya tendinitis bicipital atau bursitis pada shoulder.