Patologi dan Manifestasi Klinis Pada Diseksi Aorta


Patologi
Kelainan patologi utama adalah robekan intima, dimana tempat robekan pertama disebut robekan intima primer (primary or entry intimal tear). Robekan intima primer merupakan lubang masuknya darah dari aorta. Seringkali terdapat robekan intima sekunder (re-entry tear), yang merupakan tempat keluarnya darah dari lumen palsu aorta. Re-entry tear disebut juga faktor penyembuh alami (imperfect natural cure) yang membatasi perluasan diseksi. Lumen palsu (false lumen) yang terjadi karena pemisahan tunika intima biasanya terisi darah dari lumen aorta, dan sebagian kecil (2-4% Tipe B) terisi oleh trombus. Lokasi lumen palsu di aorta asendens pada bagian anterior kanan, di bagian kurvatura mayor pada arkus, dan di bagian anterolateral pada aorta desendens

BACA JUGA:  Penyebab dan Gejala Diseksi Aorta

Manifestasi Klinis
1. Nyeri dada
Nyeri dada yang tiba-tiba dengan intensitas tinggi dan konstan (berbeda dengan MCI yang sine-wave pain).
• Lokasi substernal untuk tipe A, atau punggung untuk tipe B. Nyeri dapat berpindah dari substernal ke punggung atau epigastrium sesuai dengan progresifitas dari diseksi.
• Seringkali nyeri dideskripsikan terasa seperti robekan, atau “ripping”. Pasien biasanya disertai rasa ketakutan akan kematian.
• Nyeri disertai oleh keringat dingin, pucat, mual dan muntah; yang merupakan reaksi neurohumoral tubuh terhadap nyeri. Tekanan darah pasien normal atau meningkat.
2. Syncope.
Tanda kedua tersering adalah adanya riwayat syncope pada pasien akibat intensitas nyeri yang tinggi.
3. Perbedaan atau menghilangnya denyut nadi pada ekstremitas.
Adanya perbedaan atau menghilangnya denyut nadi pada ekstremitas (lengan kanan vs. kiri, kedua lengan vs kedua tungkai) merupakan tanda diagnosisyang kuat akan adanya diseksi aorta. Sekitar 40% pasien diseksi aorta datang dengan tanda diagnosis ini.
4. Dispnoe dan hemoptisis.
Biasanya pada diseksi aorta kronik yang merupakan tanda adanya penyulit gagal jantung kongestif.
5. Kelainan Neurologis.
Beberapa manifestasi kelainan neurologis dapat terjadi, seperti: kebutaan temporer, hemiparesis/plegia, penurunan kesadaran sampai koma.
6. Pada pemeriksaan jantung dapat ditemui tanda-tanda tamponade jantung akibat robekan atau penekanan ke perikardium, murmur regurgitasi aorta (50% pasien dengan tipe A), atau tanda-tanda gagal jantung kongestif.
7. Pericardial friction rub, ileus paralitik, hematuria dan oliguria (menandakan terlibatnya arteri renalis), hematemesis dan melena (tanda dari iskemia intestinal, prognosis buruk).


BACA JUGA:  Penyebab dan Gejala Angina

Get cash from your website. Sign up as affiliate