Istilah penyakit aneurisma mungkin masih asing di telinga awam. Tak aneh karena memang penyakit ini belum sepopuler penyakit mematikan lainnya. Bahkan data mengenai penyakit ini pun belum begitu jelas di Indonesia. “Padahal kalau terjadi kematian mendadak, hanya ada dua kemungkinannya, yaitu serangan jantung atau kalau menyerang otak hampir bisa dipastikan itu aneurisma.”
Aneurisma adalah suatu tonjolan abnormal atau “balon” dalam dinding arteri. Pembuluh darah arteri yang membawa darah yang kaya oksigen dari jantung ke bagian lain dari tubuh. Aneurisma yang tumbuh dan menjadi cukup besar dapat meledak, menyebabkan berbahaya, sering fatal, pendarahan di dalam . Aneurisma Aorta Torakalis terjadi pada bagian dari aorta yang melewati dada. 25% dari aneurisma merupakan aneurisma torakalis. Pada salah satu bentuk aneurisma torakalis yang khusus, pelebaran aorta terjadi di tempatnya keluar dari jantung. Pelebaran ini bisa menyebabkan kelainan fungsi katup antara jantung dan aorta (katup aorta), sehingga pada saat katup menutup, darah kembali merembes ke jantung. Pada penyakit ini terjadi penggelembungan aorta yang melewati bagian dada. Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti walaupun banyak di antaranya yang menderita tekanan darah tinggi. Sekitar 50% di antaranya adalah penderita sindrom marfan.
Penyebab
Sekitar 50% penderita memiliki sindroma Marfan atau variasinya. Pada 50% penderita lainnya, penyakit ini tidak memiliki penyebab, meskipun banyak penderita yang memiliki tekanan darah tinggi.
Gejala
Aneurisma aorta torakalis dapat tumbuh sangat besar tanpa menyebabkan gejala. Gejala-gejala yang timbul merupakan akibat dari penekanan oleh aorta yang melebar terhadap struktur di sekitarnya. Gejalanya yang khas adalah nyeri (biasanya di punggung sebelah atas), batuk dan bunyi mengi. Penderita bisa mengalami batuk berdarah karena tekanan atau erosi pada pipa udara (trakea) maupun pada saluran pernafasan di sekitarnya. Penekanan terhadap kerongkongan bisa menyebabkan kesulitan menelan. Penekanan terhadap pita suara bisa menyebabkan suara penderita menjadi serak.
Penderita bisa mengalami sindroma Horner yang terdiri dari:
– pengkerutan pupil
– penurunan kelopak mata
– berkeringat hanya pada satu sisi wajah.
Jika aneurisma aorta torakalis pecah, biasanya akan timbul nyeri yang luar biasa di punggung sebelah atas. Nyeri ini bisa menjalar ke punggung bawah dan ke dalam perut. Nyeri juga bisa dirasakan di dada dan lengan, menyerupai serangan jantung (infark miokardial). Penderita dengan cepat bisa jatuh ke dalam keadaan syok dan meninggal karena kehilangan banyak darah.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya atau ditemukan secara tak sengaja pada suatu pemeriksaan. Pada pemeriksaan dada, dokter bisa merasakan adanya denyut yang abnormal pada dinding dada. Rontgen dada bisa menunjukkan pergeseran dari tabung udara (trakea). CT, MRI atau USG transesofageal digunakan untuk menentukan ukuran yang pasti dari aneurisma. Aortografi biasanya digunakan untuk membantu menentukan jenis pembedahan yang perlu dilakukan.
Pengobatan
Dengan teknologi MRI, CT Scan, atau USG transesofageal dapat ditentukan ukuran gelembung. Bila ukurannya mencapai 7,5 cm akan dilakukan pembedahan. Namun pada penderita sindrom marfan, aneurisma yang berukuran lebih kecil pun tetap akan diambil dengan pembedahan karena memiliki kecenderungan pecah. Angka kegagalan pembedahan ini mencapai 10-15%.