Ada 2 jenis fundamental dari lubrication yakni : Boundary lubrication dan Fluid Film lubrication. Boundary lubrication bergantung pada absorbsi kimiawi dari molekul-molekul lubricant yang monolayer terhadap permukaan kontak padat (Bowden and Tabor, 1967). Secara relatif, selama gerakan terjadi maka permukaan komponen-komponen yang menumpu dilindungi oleh molekul-molekul lubricant yang slide satu sama lain di atas permukaan lawanannya, mencegah terjadinya adhesif dan abrasi (luka lecet) yang secara alamiah terjadi pada permukaan kontak. Ada bukti eksperimen yang kuat bahwa cairan sinovial di dalam sendi sinovial dapat bekerja dibawah kondisi pembebanan, seperti halnya dengan boundary lubrication pada cartilago sendi dimana kemampuan peminyakannya tidak bergantung pada viscositas (kekentalan) cairan sinovial. Hal ini memungkinkan terjadinya absorbsi kimiawi dari cairan sendi ke permukaan sendi pada saat kondisi pembebanan yang berat.
Jika dalam kondisi pembebanan yang rendah dan atau terjadi gerakan oscilasi serta kecepatan yang relatif tinggi pada permukaan kontak, maka kemungkinan fluid film lubrication sangat diperlukan oleh sendi dalam kondisi tersebut. Dalam fluid film lubrication, lapisan peminyakannya jauh lebih tebal daripada ukuran molekul peminyakan boundary lubrication sehingga menyebabkan pemisahan yang relatif besar dari kedua permukaan tumpuan. Kapasitas penumpuan beban dari cairan tersebut dapat melalui 3 mekanisme, yaitu :
1) Mekanisme hydrostatik lubrication : Mekanisme ini terjadi ketika tidak ada gerakan slide dari permukaan tumpuan (cartilago sendi) sehingga tekanan didalam fluid film dapat dibangkitkan oleh tekanan external melalui mekanisme hydrostatik lubrication
2) Mekanisme hydrodinamik lubrication : Mekanisme ini terjadi ketika permukaan tumpuan bergerak secara tangensial terhadap permukaan tumpuan lawanannya dan membentuk convergensi pada tepi cairan sehingga tekanan tersebut dapat dibangkitkan oleh viskositas cairan yang menyebabkan cairan terserap ke dalam celah diantara kedua permukaan tersebut
3) Mekanisme squeeze film lubrication : Mekanisme ini terjadi ketika permukaan tumpuan bergerak secara perpendicular terhadap permukaan lawanannya, dan cairan harus ditekan keluar dari celah tersebut sehingga tekanan tersebut dapat dibangkitkan didalam fluid film lubrication untuk memaksa keluar peminyakan. Dengan demikian, beban tidak dapat disanggah dalam jangka waktu yang tidak menentu oleh proses squeeze film lubrication. Pada akhirnya, fluid film akan menjadi tipis ketika terjadi kontak yang tajam antara kedua permukaan sendi. Meskipun demikian, mekanisme ini cukup untuk menumpu beban yang tinggi dalam durasi yang pendek