Signifikansi Penelitian Keperawatan


Signifikansi Penelitian KeperawatanTujuan utama penelitian keperawatan adalah mengembangkan dasar pengetahuan ilmiah (development scientific knowledge base) untuk praktik keperawatan yang efektif dan efisien. Peneliti keperawatan bertanggung jawab kepada masyarakat dalam hal penyediaan kualitas layanan dan merumuskan cara-cara untuk meningkatkan mutu Iayanan itu, dan lebih khusus, perawat bertanggung jawab terhadap kliennya.

Penelitian keperawatan yang baik melahirkan temuan-temuan yang akan menjadi dasar tindakan-tindakan keperawatan yang efektif dan positif bagi usaha-usaha penyembuhan pasien. Jika tindakan-tindakan keperawatan terbatas daya prediktabilitasnya. berarti perawat tampil kurang rasional untuk membuat atau tidak membuat (taking or not taking) tindakan spesifik dalam sebuah situasi. Meski tindakan-tindakan keperawatan penuh ketidakpastian, diharapkan hasil penelitian akan memberi sumbangsih besar untuk mereduksi ketidakpastian itu.

 

Basis ilmiah pengetahuan keperawatan dibangun dari fokus atau keunikan perspektif disiplin ilmu. Disiplin ilmu ini menentukan organisasi kerangka kerja praktik-praktik keperawatan. Sekarang ini, batang tubuh disiplin ilmu keperawatan makin menunjukkan bentuk sejatinya. Secara konstan pula, disiplin ilmu ini terus diperluas dan diperkuat dengan penyusunan informasi baru melalui keragaman metode penelitian. Pengetahuan yang dibangun melalui penelitian adalah untuk kepentingan deskripsi, penjelasan, prediksi, dan pengenalan fenomena keperawatan.


1. Deskripsi

Kata lain dari deskripsi adalah narasi atau uraian. Narasi atau uraian itu bisa pendek dan ringkas. Bisa juga panjang dan mendalam, tergantung keperluan atau sesuai dengan ruang yang tersedia. Saat ruang tersedia, substansi yang dinarasikan dapat disertai dengan ilustrasi. Pada bidang keperawatan, deskripsi merupakan pengidentifikasian atas hakikat dan atribut-atribut fenomena keperawatan, dan adakalanya berupa narasi mengenai hubungan antarfenomena itu (Chin and Kramer,1991). Melalui penelitian, perawat mendeskripsikan apa-apa yang muncul dalam praktik keperawatan, menemukan informasi baru, dan mengklasifikasikan informasi yang akan digunakan untuk membangun disiplin. Studi untuk mengidentifikasi ideologi dan seluk-beluk diagnosis keperawatan adalah contoh penelitian deskriptif (Carroll-Johnson, 1989). Penelitian deskriptif adalah proses studi atau investigasi mendalam (groundwork) yang esensial bagi studi-studi yang berfokus pada penjelasan, prediksi, dan kontrol fenomena keperawatan.

BACA JUGA:  Mengkaji Kuku dan Psikososial Pasien

2. Penjelasan

Penjelasan atau klarifikasi merupakan proses kerja untuk membuat fenomena yang ada menjadi jelas, tidak kabur, atau samar-samar. Di dalam penjelasan, hubungan antarfenomena dijabarkan secara rinci. Alasan-alasan mengenai mengapa peristiwa tertentu muncul atau tidak muncul diidentifikasi secara komprehensif dan mendalam, misalnya etiologi dan kriteria diagnosa keperawatan dildentifikasi melalui penelitian deskriptif menuntut penelitian eksplorasi untuk menguji hubungan antara etiologi dan kriteria untuk diagnosis itu.

Hubungan ini diajukan berdasar pada pengetahuan kerja klinis dan teknis di bidang keperawatan. Keterkaitan antara intervensi layanan dengan kesembuhan pasien juga menjadi area penelitian eksplanasi. Usaha-usaha untuk mengidentifikasi hubungan antarfenomena itu akan menentukan dasar pelaksanaan penelitian untuk memprediksi dan mengontrol perilaku keperawatan.

BACA JUGA:  Obat Untuk Infeksi Yang Berhubungan Dengan HIV

3. Prediksi

Fenomena masa depan atau dampak yang akan muncul akibat satu sebab, secara nisbi dapat diprediksi, meski sebuah eksistensi tidak selalu linier. Dengan tindakan prediktif, seseorang diharapkan dapat mengestimasi probabilitas keluaran yang bakal muncul pada situasi apa adanya. Bagaimanapun juga, prediksi terhadap keluaran, misalnya prediksi terhadap efek mutu layanan terhadap kesembuhan pasien, tidak secara langsung memungkinkan seseorang perawat untuk memodifikasi atau mengontrol keluaran yang dikehendaki. Namun demikian, dengan pengetahuan prediktif, diduga perawat akan dapat mengantisipasi efek-efek bahwa intervensi keperawatan berguna bagi pasien dan keluarganya.

Sebagai misal, penelitian prediktif untuk menentukan jenis layanan terbaik bagi pasien yang menjalani perawatan cukup lama agar mereka terhindar dari sindroma rawat inap di rumah sakit secara berlebihan. Contoh lain, penelitian yang dilaksanakan untuk memprediksi efek-efek perilaku sehat, seperti latihan-latihan reguler, diet yang imbang, dan tidak merokok terhadap status kesehatan dan panjangnya usia (health status and congevity) masyarakat. Di dunia pendidikan keperawatan, prestasi belajar seorang mahasiswa keperawatan dapat diprediksi dengan menggunakan variabel prestasi belajarnya di sekolah Lanjutan, fasilitas dan motivasi belajarnya, orientasi manajemen akademik kelembagaan, minatnya terhadap bidang keperawatan, dan lain-lain.

BACA JUGA:  Keperawatan Pada Pasien TB Paru Dengan Atelektasis

4. Kontrol

Jika seseorang berhasil memprediksi keluaran yang muncul sebagai dampak dari sebuah situasi, tahap berikutnya adalah mengontrol dan manipulasi situasi itu untuk menghasilkan keluaran lain yang diinginkan. Di dunia keperawatan, Dickoff, James, dan Wiendenbach (1968) manaknai kata pengawasan atau pengendalian (controI) sebagai kemampuan perawat dalam menulis sebuah preskripsi untuk memproduksi hasil yang diinginkan. Perawat akan menulis resep untuk keperluan intervensi tertentu (prescribe certaint intervention) untuk membantu pasien dan keluarganya mencapai tujuan mereka, yaitu kesembuhan pasien. Mereka boleh menulis sebuah resep mengenai intervensi tertentu yang akan dilakukan kepada pasien dalam batas toleransi aktivitasnya (patient’s activity tolerance) atau merumuskan “resep komunikasi terapi” untuk membantu pasien dan keluarganya terhindar dari rasa takut.

Meski belum banyak, beberapa studi telah berhasil menyumbangkan pengetahuan yang bermakna bagi upaya memprediksi dan mengonrrol praktik-praktik di dunia keperawatan. Dengan demikian, studi klinis ekstensif yang dilaksanakan tahun 1980-an telah memperluas kebutuhan terhadap pengetahuan ilmiah untuk deskripsi, eksplorasi, prediksi, dan kontrol atas fenomena di dunia keperawatan.