Waspada Terhadap Datangnya Penyakit di Musim Pancaroba


Biasanya musim pancaroba ditandai hujan tidak merata alias lokal. Kondisi itu tentu bisa menyebabkan beberapa lokasi tetap berdebu dap berudara papas. Karena itulah, debu dan kotoran yang masih tersisa di daerah tertentu dengan mudah diterbangkan angin ke kawasan lain, bahkan boleh jadi ikut menerbangkan pembawa penyakit, demikian tutur Dr. Suwandi, dari Klinik Emilia, Jakarta. Saat musim pancaroba ini, yang rentan terserang penyakit adalah anak-anak, terutama usia balita, lanjut Suwandi. Keadaan itu tentu saja bisa dimaklumi, sebab sistem pertahanan tubuh anak-anak masih belum sekuat manusia dewasa. Jangan heran bila ada saja keluhan yang meluncur dan mulut mungil mereka. Terdengarnya kadang ringan dan sepele, tapi toh tetap mengganggu.

Serangan Demam

 

Mungkin, kita sudah tidak asing lagi dengan kasus demam pada anak, kata Suwandi. Sekadar mengingatkan kembali, demam bukanlah penyakit, melainkan pertanda bahwa tubuh tengah membangun pertahanan melawan infeksi Lebih tepatnya, demam bisa merupakan gejala aneka penyakit. Mulai infeksi ringan sampai yang serius, ujar Suwandi. “Demam adalah salah satu gangguan kesehatan yang kerap diderita anak di musim pancaroba. Ini bisa jadi lantaran baru di musim pancaroba inilah anak-anak digempur serangan berbagai kuman/virus secara besar-besaran. Dengan kata lain, tubuh mereka belum membentuk kekebalan. Berbeda dengan orang dewasa yang sudah bertemu musim pancaroba berulang kali ” ujar Dr. Suwandi.


Salah satu penyakit anak di musim pancaroba yang didahului demam adalah penyakit pada sistem pemapasan. Demam yang merupakan gejala penyakit sistem pernapasan biasanya ringan sampai sedang (37,4 – 39,4 derajat Celsius). Tapi pada beberapa kasus influensa pada anak, demam bisa mencapai 39,9 derajat Celsius. Pengobatan yang dilakukan dengan meminum obat sesuai penyakit yang didiagnosa. Apabila tidak sembuh kita bisa memeriksakan dengan segera ke rumah sakit.

Saluran Napas Atas dan Bawah

Penyakit lain yang sering menyerang pada saat pancaroba adalah gangguan saluran pernapasan. “Pengaruh perubahan cuaca musim kemarau ke cuaca musim hujan atau sebaliknya sangat berpotensi mengganggu saluran pernapasan. Gejala awal penyakit saluran pemapasan bisa berupa batuk yang kadang disertai sesak napas. Bisa juga berupa batuk yang disertai pilek, bersin-bersin dan peningkatan suhu tubuh. Bisa juga muncul gejala khusus, yaitu pemapasan yang tidak normal. Dokter biasanya mampu mendeteksinya,” ungkap dokter alumni Universitas Trisakti ini. Suwandi juga menambahkan, berdasarkan lokasi yang diserang, penyakit ini dibedakan menjadi dua penyakit saluran pernapasan bagian atas dan penyakit saluran pemapasan bagian bawah. Sementara menurut penyebabnya, dibedakan menjadi infeksi atau non-infeksi.

BACA JUGA:  Waspadai Penyakit Talasemia Pada Anak

Umumnya gejala penyakit saluran napas bagian atas lebih ringan, misalnya batuk-pilek dan flu. Hanya saja pada kasus tertentu bisa muncul gejala yang series, misalnya demam . yang agak tinggi pada radang tenggorokan dan toksemia atau keracunan pada difteri. “Lain halnya dengan penyakit yang terjadi pada saluran napas bagian bawah. Gangguan di bagian ini bisa memunculkan bronkopneumonia, yaitu radang paru-paru yang berasal dan cabang-cabang tenggorokan yang mengalami infeksi, dan bronkioetitis, yaitu infeksi series pada cabang terakhir saluran napas yang berdekatan dengan jaringan paru-paru,” tambah dokter yang berpraktik di kawasan Cengkareng ini. Pengobatan dapat dilakukan dengan meminum obat sesuai sakit yang dideritanya. Paling tidak 2 – 3 hari penyakit tersebut pasti akan sembuh. , Apabila temyata tidak dapat sembuh juga secepatnya bawa ke dokter, ucap dokter yang memiliki satu anak ini. “Pencegahan yang bisa dilakukan oleh kita ataupun orang tua, yaitu dengan menjauhkan anak dari orang yang terkena penyakit ini, memperhatikan kebutuhan gizi, nutrisi, dan kebutuhan cairan anak ” papar Suwandi.

Gangguan Saluran Cerna

Salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami anak di musim pancaroba adalah penyakit saluran cerna. Di peralihan musim kemarau ke muslin hujan, kasus penyakit ini menjadi tinggi lantaran banyaknya debu dan kotoran yang berpotensi menjadi pembawa penyakit. Namun harus diakui, penyakit ini juga sangat erat kaitannya dengan pola konsumsi makanan. Mengapa pola makan?. Menurut Dr. Suwandi, penyebab penyakit ini umumnya kuman atau virus yang biasa encemari makanan dan minuman. Makanan yang tercemar bisa makanan buatan rumah ataupun makanan jajanan. Dan mengingat pola makan anak yang cenderung semaunya, kemungkinan terjadinya penyakit ini menjadi sangat besar. Karena itu saran Suwandi, sebaiknya para orangtua lebih selektif dalam hal memberi makanan, terutama makanan dari luar rumah.

Penyakit saluran cerna atau diare biasanya didahului keluhan mencret mual, dan muntah. Gejala muntah dan mencret biasanya disertai demam, sakit kepala, dan mulas-mulas. Tinja anak mungkin tampak berlendir dan bahkan berdarah. Jika penyebab mencretnya bukan infeksi, gejala muntah dan mencret jarang disertai mulas dan tinjanya pun tanpa lendir dan darah. Diare pada anak membuat berat badan anak cepat susut. Stop, jangan biarkan berlarut-larut! Diare memang masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Diare sama sekali tak bisa diremehkan, karena dapat berujung pada malnutrisi, atau bahkan kematian. Agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan, pertolongan pertama biasanya diprioritaskan untuk menghentikan muntah dan mencret. Dan setelah diberi penanganan, dalam 3 hari umumnya keluhan berkurang. Jika tidak, anak perlu mendapatkan penanganan yang lebih serius.

BACA JUGA:  Pria Botak Harus Lebih Waspada dengan Ancaman Kanker Prostat

Seseorang dikatakan diare jika buang air besar dalam bentuk encer dan sering. Namun seberapa sering dan bagaimana tekstur feses tergantung dari usia anak. Diare yang berat pada anak-anak, yang paling sering dikhawatirkan adalah dehidrasi atau kehilangan cairan tubuh. Sebenarnya bukan hanya kanak-kanak yang terancam dehidrasi, orang dewasa dan lansia pun rentan mengalaminya.

Pentingnya Nutrisi

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Salah satu tindakan preventif terhadap penyakit pancaroba adalah menjaga asupan makanan anak. Nutrisi yang cukup disesuaikan usia, berat badan dan aktivitas anak, akan meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tidak mudah terserang penyakit. Biasanya, bila anak sedang cepat susut. Stop, jangan biarkan berlarut-larut! Diare memang masih merupakan salah satu masalah kese- hatan utama di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia.

Diare sama sekali tak bisa dire- mehkan, karena dapat berujung pada malnutrisi, atau bahkan kemat- ian. Agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan, pertolongan pertama biasanya diprioritaskan untuk menghentikan muntah dan mencret. Dan setelah diberi penanganan, dalam 3 hari umumnya keluhan berkurang. Jika tidak, anak perlu mendapatkan penanganan yang lebih serius. Seseorang dikatakan diare jika buang air besar dalam bentuk encer dan sering. Namun seberapa sering dan bagaimana tekstur feses tergan- tung dari usia anak. Diare yang beral pada anak-anak, yang paling Bering dikhawatirkan adalah dehidrasi atau kehilangan cairan tubuh. Sebenarnya bukan hanya kanak- kanak yang terancam dehidrasi, orang dewasa dan lansia pun rentan mengalaminya.

Biasanya, bila anak sedang terserang penyakit, anak akan sulit untuk makan. Karena itu, asupan nutrisi dirasa belum mencukupi kebutuhan. Tapi Anda tidak perlu khawatir kok, Anda bisa melengkapinya dengan multivitamin. Suplemen ini mengandung beragam vitamin yang tidak bisa dibuat sendiri oleh tubuh. Bila diberikan secara tepat, komposisi dan dosisnya disesuaikan dengan kebutuhan anak, multivitamin bisa membantu meningkatkan ketahanan tubuh anak. Cara lain yang lebih pas adalah memastikan setiap makanan dan minuman yang masuk ke dalam mulut anak telah terjamin kebersihannya. Artinya, selain harus lebih higienis dalam mengolah dan menyiapkan makanan di rumah. Rayulah anak untuk tidak jajan sembarangan. Memang cara ini tidak mudah. Tapi demi sang buah hati tidak ada salahnya Anda terus mencoba.

Mengatasi Diare

Sebenarnya tindakan terpenting pertama kali perlu dilakukan untuk mengatasi diare adalah pemberian cairan, seperti:

  • Larutan gula garam, yang dapat dibuat dengan cara mencampur dua sendok teh gula pasir dan 1/4 sendok teh garam dapur halus yang dilarutkan den gan satu gelas (200cc) air matang atau air teh hangat, Air tajin, Kuah sayuran,
  • Hindari pemberian makanan yang merangsang, misalnya makanan pedas, asam, atau terlalu berlemak, karena dapat memperberat diare. Yang tak kalah pentingnya, anak sebaiknya tetap diberi makanan padat tanpa perasa tambahan, dan yang mengandung cukup kalori, protein, mineral, vitamin, seperti pisang, air kelapa, kentang, sereal untuk menggantikan zat gizi yang hilang selama diare,
  • Beri anak obat diare. Di pasaran, tersedia beberapa jenis obat diare yang efektif dan cepat meredakan gejala. Pastikan obat tersebut cocok untuk keluarga, dan yang pasti diproduksi oleh perusahaan farmasi yang berpengalaman.
  • Yang tak boleh diabaikan, “Utamakan kebersihan, agar diare tak datang lagi. Hati-hati, jika diare tak juga berhenti. Sebaiknya segera bawa penderita ke dokter terdekat.
BACA JUGA:  Hubungan Epilepsi dengan Keturunan dan Pekerjaan

Mengatasi Flu

Hindari anak dari penderita flu. Karena percikan ludah yang mengandung virus flu ketika penderita bersin atau batuk dapat menular ke anak yang sehat. Hindari kontak dengan barang-barang yang bekas dipakai penderita, misalnya gelas dan sendok yang habis dipakai penderita, Untuk mencegah terkena tingkatkan daya tahan tubuh. Karena penyebabnya adalah virus, maka dengan daya tahan tubuh yang meningkat akan membuat tubuh kita dapat menahan serangan virus yang menyerang. Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi, cukup beristirahat. Seringlah mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan menghindari mengusap mulut atau hidung dengan tangan sebab mungkin saja sudah mengandung virus flu.

Mengatasi Demam

Jangan pernah anggap remeh demam pada buah hati, apalagi proses berkembangnya bisa menjadi demam tinggi atau kejang dalam waktu singkat. Atasi demam si kecil dengan cara: Kompres tubuhnya, orang-orang lebih sering menggunakan air dingin dalam mengompres anak mereka, padahal kompres air hangat lebih baik karena memperlebar pembuluh darah dan membuat anak berkeringat. Berikan obat penurun panas, gunakan obat penurun panas, gunakan obat penurun panas yang memang memang dikhususkan untuk anak kecil. Jangan gunakan obat yang biasa dikonsumsi orang dewasa karena kedua jenis obat tersebut berbeda dosis. Ukur suhu badannya, gunakan termometer agar Anda bisa mendapatkan angka yang akurat. Bila setelah dikompres dan diberi obat ternyata tidak turun juga berarti Anda harus segera membawanya ke dokter.