Pasien Bedah Rekonstruktif Fasial


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanWajah merupakan bagian tubuh yang oleh setiap orang didambakan untuk berada dalam keadaan sebaik mungkin atau untuk disempurnakan lagi karena sebagian besar interaksi manusia melibatkan wajah.

Kalau wajah kehilangan penampakan dan fungsinya (misalnya, karena kecelakaan atau kanker), reaksi emosional yang signifikan kerap kali terjadi. Penampakan Perubahan sering menyebabkan ansietas dan depresi.

 

Pasien dengan perubahan wajah acapkali bersedih hati atas kehilangan bagian tersebut, mengalami kehilangan harga diri karena reaksi atau penolakan oleh orang lain, dan akan menarik serta mengisolasi diri dari pergaulan. Petugas kesehatan dapat mengenali bahwa ansietas dan depresi tersebut sesuai dengan apa yang telah dialami oleh pasien.


BACA JUGA:  Jenis-jenis Pneumothoraks

Disamping itu, perawat harus menilai respon emosional pasien dan mengidentifikasi kekuatan pasien serta mekanisme koping (mekanisme untuk menerima keadaan dirinya) guna menentukan bagaimana pasien akan menghadapi prosedur bedah. Setiap hal dimana pasien dan keluarganya akan memerlukan dukungan ekstra juga harus dikenali.

Pengkajian prabedah akan menentukan derajat deformitas dan perbaikan yang dapat di antisipasi disamping menilai pemahaman pasien dan akseptabilitasnya terhadap keterbatasan ini.

BACA JUGA:  Asuhan Keperawatan Pada Usus Buntu

Perawat berada dalam posisi yang lebih baik untuk menguatkan kembali informasi yang faktual dan mengklarifikasi kesalahan konsep setelah dokter bedah menginformasikan sepenuhnya kepada pasien tentang tindakan bedah yang akan dijalani, defek fungsional yang mungki terjadi, kemungkinan perlunya tindakan trakeostomi dan/atau pemakaian prostesis lainnya, dan kemungkinan dilakukan pembedahan tambahan.

Perawat harus memberitahukan kepada pasien tentang berbagai tindakan pascabedah: pemberian nutrisi parentreral, penggunaan selang nasograstik untuk memudahkan dekopresi lambung serta mencegah vomitus, dan periode pemasangan pembalut yang bertele-tele serta mungkin diperlukan dalam perawatan luka, pemasangan flap serta graft kulit.

Ekstra waktu dibutuhkan dalam menyampaikan informasi ini kepada pasien yang cemas karena pasien mungkin tidak mendengarkan, tidak berkonsentrasi atau tidak memahami apa yang dikatakan perawat.