Patofisiologi Penyakit Rematik


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanPemahaman mengenai anatomi normal dan fisiologi persendian diartrodial dan synovial merupakan kunci untuk memahami patofisiologi penyakit reumatik.

Fungsi persendian synovial adalah gerakan. Setiap sendi synovial memiliki kisaran gerak tertentu kendati masing-masing orang tidak mempunyai kisaran gerak yang sama pada sendi-sendi yang dapat digerakkan.

 

Pada sendi synovial yang normal, kartilago artikuler membungkus ujung tulang pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta ulet untuk gerakan.


Membrane synovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan mensekresikan cairan kedalam ruangan antar tulang. Cairan synovial ini berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) dan pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas dalam arah yang tepat.

BACA JUGA:  Penatalaksanaan dan Implikasi Keperawatan Penyakit Rematik

Sendi merupakan bagian tubuh yang paling sering terkena inflamasi dan degenerasi yang terlihat pada penyakit reumatik. Meskipun memiliki keanekaragaman mulai dari kelainan yang terbatas pada satu sendi hingga kelainan multisystem yang sistemik, semua penyakit reumatik meliputi inflamasi dan degenerasi dalam derajat tertentu yang bisa terjadi sekaligus.

Inflamasi akan terlihat pada persendian sebagai sinovitis. Pada penyakit reumatik inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan degenerasi yang terjadi merupakan proses sekunder yang timbul akibat pembentukan pannus (proliferasi jaringan synovial). Inflamasi merupakan akibat dari respons imun.

BACA JUGA:  10 Diagnosa Perawatan Pasien dengan Pneumonia

Sebaliknya, pada penyakit reumatik degenerative dapat terjadi proses inflamasi yang sekunder. Sinovitis ini biasanya lebih ringan serta menggambarkan suatu proses reaktif, dan lebih besar kemungkinannya untuk terlihat pada penyakit yang lanjut.

Sinovitis dapat berhubungan dengan pelepasan proteoglikan tulang rawan yang bebas dari kartilago artikuler yang mengalami degenerasi kendati factor-faktor imunologi dapat pula terlibat.

Pemahaman tentang proses ini dan bagaimana proses in saling berhubungan merupakan kunci untuk mencapai penegakkan diagnosis, penatalaksanaan penyakit dan intervensi keperawatan yang akurat bagi penderita penyakit reumatik.