Pedoman Menginterpretasikan Hasil Tes Kulit Pasien Alergi


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanPenggenalan dan penggunaan yang konsisten terhadap system penentuan derajat yang terpilih merupakan unsur penting. System penentuan derajat  (grading system) harus diidentifikasi pada lembar tes kulit untuk intepretasi yang dilakukan kemudian.

Reaksi positif, yang dibuktikan dengan timbulnya bidururtika atau eritema (kemerahan) yang terbatas di daerah inokulsai atau kontak dianggap sebagai indicator untuk menunjukkan sensitivitas terhadap allergen yang sesuai.

 

Hasil negative palsu dapat terjadi karena tehnik yang tidak benar, larutan antigen yang kadaluwarsa  dan penggunaan obat yang menekan daya reaksi kulit.


BACA JUGA:  Petunjuk Umum Keperawatan Pasien Sensitif Alergi

Kortikosteroid serta antihistamin mensupresi daya reaksi kulit dan pemberian kedua preparat ini harus dihentikan dahulu 48 hingga 96 jam sebelum tes yang bergantung pada lama kerjanya. Hasil tes yang positif palsu dapat terjadi akibat pembuatan atau pemberian larutan allergen yang tidak benar.

Interpretasi hasil tes kulit yang positif atau negative harus didasarkan pada riwayat sakit pasien, hasil pemeriksaan jasmani dan pemeriksaan laboratorium lainnya.

BACA JUGA:  Diagnosa dan Intervensi Keperawatan Nekrolisis Epidermis Toksik

Pedoman yang dapat digunakan dalam menginterpretasikan hasil tes kulit:

  1. Tes kulit lebih dapat diandalkan untuk mendiagnosis sensitivitas ataopik pada pasien rinokonjungtifitis alergika ketimbang pasien asma.
  2. Hasil tes kulit yang positif sangat erat kaitannya dengan alergi makanan..
  3. Penggunaan Tes kulit untuk menegakkan diagnosis hipersensitivitas cepat terhadap obat-obatan sangat terbatas karena yang menjadi penyebab hipersensitivitas tersebut bukan obatnya sendiri melainkan metabolit obat.