Sebentar lagi kita akan berganti tahun. 2008 akan segera menghiasi perjalanan hidup kita. Banyak orang melakukan selebrasi melepas tahun, tapi tidak sedikit juga yang hanya berdiam diri sembari melakukan introspeksi diri. Di sini, saya hanya ingin berbagi dengan semua pembaca tentang harapan-harapan.
Yah, hidup tanpa harapan memang akan seperti sayur tak bergaram. Harapanlah yang bisa membuat seorang bisa bertahan dalam usahanya, meski sekian tantangan menghadang langkahnya. Karena harapan jualah, seseorang akan rela menanti sekian lama hanya untuk bertemu dan membahagiakan kekasihnya.
Suatu ketika guru saya berkata, “Kita boleh kehilangan segalanya, tetapi jangan sampai kehilangan harapan”. Pada kenyataannya, tak dapat dimungkiri, harapan, telah banyak membesarkan kita!
Lantas, apa harapan-harapan saya?
Seperti juga anda, harapan saya banyak sekali, jika tidak mau disebut ‘selalu berharap’. Setidaknya, seperti yang Baginda Rasulullah pernah sabdakan, hari esok akan lebih baik dari hari ini, dan hari ini harus lebih baik dari kemarin; pada semua aspek kehidupan, mulai dari personal diri, beragam aktivitas; ngeblog, ngedokter-muda, nge-ncan, dan sebagainya, hingga pada kondisi masyarakat dan bangsa. Boleh dong saya punya harapan untuk hadirnya masyarakat bangsa yang lebih baik, bukan?
Harapan-harapan yang sederhana, tetapi mempraktekkannya cukup sulit. Ada banyak tantangan, seiring dengan munculnya harapan-harapan baru yang lain lagi. Banyak perubahan telah terjadi.
Di luar dunia pribadi, momentum sosial politik dan perkembangan ekonomi tentu banyak berpengaruh pada semua orang, terutama mereka yang menjadi kelompok yang ‘rentan’ terhadap perubahan.
Dua tahun lalu saya sempat menuliskan beberapa catatan akhir tahun 2006. Ternyata keadaan tidak kunjung membaik. Perubahan memang selalu saja terjadi, tetapi arahnya yang masih selalu negatif.
Kemiskinan, pendidikan yang terabaikan, pekerjaan yang tidak tersedia, harga barang-barang yang masih tinggi, kelangkaan bahan bakar minyak untuk rakyat, mahalnya biaya kuliah di perguruan tinggi, hingga pada persoalan kebebasan berdemokrasi yang selalu saja tercoreng oleh kepentingan-kepentingan penguasa. Saya yakin masih sangat banyak perihal tidak terlalu menguntungkan yang tengah melanda masyarakat bangsa kita saat ini.
Saya hanya berharap, jika masih boleh, semoga tahun 2008 akan jauh lebih baik, dan perubahan yang kita alami lebih menuju ke arah yang positif. Meski banyak yang masih tersisa, tetapi kita harus terus melangkah!
Satu hal lagi — sebenarnya ini bagian yang cukup penting — untuk dindaku A**, semoga segalanya berlangsung seperti yang kita harapkan. Tahun-tahun mendatang adalah tahun perjuangan. I’ll always here.
🙂