Mengenal Pendarahan Retrobulbar


Pendarahan retrobulbar terjadi apabila terdapat pendarahan di bagian belakang bola mata. Kejadian ini sangatlah jarang tetapi dapat terjadi secara spontan ataupun akibat trauma pada bagian sekitar mata.

Kelainan pembuluh darah di mata, riwayat pembedahan mata dan sinus termasuk juga untuk penyuntikan obat bius di bagian belakang bola mata merupakan hal yang sering mengakibatkan pendarahan retrobulbar.

 

Pendarahan retrobulbar ini bersifat progresif dan dapat menghilangkan penglihatan. Pendarahan Retrobulbar l ditandai dengan mata yang menonjol karena desakan dari darah yang berada di belakang bola mata.

Kerusakan ini juga mengakibatkan sulitnya pergerakan bola mata atau disebut sebagai oftalmoplegia. Kerusakan pada bagian belakang bola mata dapat meningkatkan tekanan bola mata dan bisa kan ini juga dapat mengurangi asupan darah ke dalam bola mata sehingga retina tampak menjadi pucat.


Seperti yang telah disebutkan di atas pendarahan Retrobulbar sangat jarang terjadi. Kemungkinan terjadinya pada orang retrobulbar ini berada pada purba bilitas 0,006% hingga 12% bergantung kepada penyebab pendarahan retrobulbar ini.

BACA:  Etika Kedokteran Indonesia dan Penanganan Pelanggaran Etika di Indonesia

Faktor risiko tersebut dapat ditingkatkan apabila pasien memiliki hipertensi yang tidak terkontrol, penggunaan obat obat pengencer darah, peningkatan tekanan di dalam tubuh secara tiba-tiba misalnya pada saat batuk atau muntah, kelainan pembekuan darah, penyakit pembuluh darah, kelainan darah dan sebagainya.

Gejala klinis pada pendarahan retrobulbar paling sering dirasakan nyeri yang hebat dan tiba-tiba mual dan muntah dan pandangan menjadi double.

Apabila dilakukan pemeriksaan maka didapatkan tajam penglihatan yang menurun, adanya bola mata yang menonjol, selaput lendir menjadi membengkak, terdapat pendarahan subkonjungtiva al-qamah pembengkakan di sekitar bola mata dan kelopak mata menjadi tegang karena adanya desakan.

Pergerakan otot bola mata juga mengalami hambatan sehingga gerakan bola mata menjadi terhambat juga. Terdapat kelainan refleks pupil hingga hilangnya refleks pupil.

Diagnosis dari pendarahan retrobulbar dilakukan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan Modalitas radiologi seperti CT Scan atau MRI.

BACA:  Seri Cerita Rakyat: Pokok Kepintaran

Pada kasus darurat CT Scan diketahui lebih efektif dan efisien karena waktu yang diperlukan lebih singkat. Magnetic resonance imaging akan memberikan informasi lebih baik dibandingkan CT Scan untuk kelainan pada Pembuluh darah.

Tatalaksana Dini pada kasus pendarahan retrobulbar sangat penting untuk mempertahankan penglihatan. Tekanan bola mata yang terlalu tinggi dalam waktu yang lama akan mengakibatkan bola mata menjadi kekurangan pendarahan dan juga mengakibatkan kerusakan dari serat optik.

Tindakan dekompresi yaitu tindakan untuk menurunkan tekanan di bagian belakang bola mata harus dilakukan dalam waktu 2 jam Setelah gejala untuk mencegah kerusakan permanen. Tindakan sebaiknya dilakukan kurang dari 90 menit setelah mulainya terjadi pendarahan.

Observasi ketat juga harus dilakukan sejak awal setiap 15 menit selama 2 jam pertama, setiap 30 menit selama 2 jam kedua dan selanjutnya setiap 1 jam.

BACA:  Make Money Blogging dengan PPC AdHitz.com

Tindakan dekompresi ini harus dilakukan sesegera mungkin tanpa menunggu hasil radiologi jika pasien telah datang dengan gejala yang sangat khas terutama jika peningkatan Tekanan bola mata sudah melebihi dari 40 mmHG dan refleks pupil yang sudah menunjukkan kelainan yang khas.

Tatalaksana secara medikamentosa dapat diberikan bersama-sama dengan tindakan pembedahan dekompresi. Obat-obatan yang berfungsi untuk menurunkan tekanan bola mata dapat diberikan misalnya asetazolamid dan manitol.

Pemberian steroid juga dapat dimungkinkan untuk menurunkan Proses peradangan yang sedang berlangsung.

Pendarahan retrobulbar a Jika didiagnosis dengan cepat diawasi dan dilakukan tindakan secepat mungkin maka dapat mempertahankan penglihatan.

Diketahui bahwa kebutuhan terjadi pada 48% dari kasus pendarahan detro bulbar namun jika ditangani dengan cepat maka insiden kebutaan menurun menjadi 0,14% sehingga diagnosis dan tatalaksana dengan baik dan cepat memungkinkan penyembuhan yang baik.