Sistem extrapyramidalis adalah sekelompok otot yang terletak pada basis otak, dihubungkan dengan kendali aktivitas motorik volunteer. Manifestasi klinik lesi extrapyramidalis dibagi dalam 2 kategori dasar yaitu : Hipokinetik (parkinsonisme) dan Hiperkinetik (tremor, atetosis, korea, balismus dan distonia).
Bentuk Pemeriksaan Extrapyramidalis
1. Manifestasi Hipokinetik
Salah satu penyakit extrapyramidalis terlazim yaitu Parkinson dan dua gambaran paling khas dari parkinson yaitu rigiditas dan baradikinesia. Menurut Dr. Wartenberg penyakit Parkinson biasa timbul tanpa tremor, tetapi tidak pernah tanpa rigiditas. Bentuk pemeriksaan untuk manifestasi hipokinetik sbb :
a. Tes Menjatuhkan Kepala
Rigiditas otot leher sering merupakan manifestasi terdini dari penyakit Parkinson. Cara mengetesnya, pasien diminta terlentang di atas meja pemeriksaan dengan cara menutup dan rileks. Selanjutnya pemeriksa menempatkan tangannya di bawah kepala pasien, lalu secara cepat dan mendadak mengangkat kepala pasien dan menjatuhkannya kembali, tes ini harus dilakukan beberapa kali. Normal kepala akan jatuh seketika dengan tenaga yang kuat, tetapi pada penyakit Parkinson dan tortikolis kepala lambat jatuh dengan sedikit tenaga yang ditimbulkan pada telapak tangan pemeriksa.
b. Tes Menggoyangkan Bahu
Rigiditas otot bahu dapat diperlihatkan dengan gerakan cepat bahu pasien diberi bolak-balik dalam arah yang sama, dimana pada penyakit Parkinson ayunan lengan yang unilateral pada sisi yang terkena berkurang. Spastik karena cidera extrapiramidal/pyramidal menyebabkan juga berkurangnya ayunan lengan.
c. Ayunan Lengan
Pada saat berjalan normalnya masing-masing orang mempunyai sifat khas ayunan lengan. Rigiditas otot bahu menyebabkan penuruan ayunan lengan saat berjalan pada sisi yang terkena.
d. Tes Menjatuhkan Lengan
Rigiditas bahu dapat juga di tes dalam posisi pasien berdiri, lengan tergantung bebas. Pemeriksa meletakkan tangannya diantara badan dan tangan pasien lalu secara tiba-tiba melemparkan lengan pasien ke arah luar, kemudian menggerakkan kembali tangannya ke badan pasien untuk menerima lengan pasien yang jatuh. Dengan demikian pemeriksa dapat melihat dan merasakan rigiditas dan tenaga jatuhnya lengan. Pada penyakit parkinson unilateral lengan akan jatuh lebih lambat dengan tenaga yang lebih kecil.
e. Tes Menjatuhkan Tumit
Cara melakukan pemeriksaan ini sama seperti tes tonus m quadriceps pada pemeriksaan pyramidalis.
2. Manifestasi Hiperkinetik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat memeriksa pasien yang dicurigai mengalami gangguan/penyakit extrapyramidalis seperti ; amplitude gerakan, otot yang terlibat, kecepatan mulai, lama kontraksi dan rileksasi, irama serta tidak adanya keseragaman/variabilitas pola gerakan.
a. Tremor (Tes Kontraksi Tangan)
Ada dua jenis tremor, yaitu tremor istirahat dan tremor aksi . Tremor istirahat cenderung terlihat pada penyakit Parkinson dan menurun dengan gerakan atau pada sikap yang dipertahankan, sedangkan tremor aksi atau tremor fisiologis dan tremor esensial (kontraksi) terlihat pada sikap yang dipertahankan dan hilang pada saat istirahat. Tremor istirahat seperti “memulung pil” sifatnya asimetris dimulai pada jari tangan dan ibu jari tangan, berlanjut ke gerakan supinasi – pronasi lengan bawah dan gerakan fleksi ekstensi pergelangan tangan dan kaki. Tremor pada penyakit Parkinson khas paling menonjol pada ekstremitas distal, bibir, lidah, rahang dan wajah pun biasa terlibat. Untuk mengetes tremor aksi dapat dilakukan dengan cara menempatkan selembar kertas pada tangan yang dijulurkan, maka tremor akan terlihat pada bagian distal dari esktremitas atas atau dengan cara mengontraksikan tangan berbentuk tinju dalam posisi tangan masih terjulur ke depan, pada posisi ini tremor tidak meningkat. Sedangkan tremor esensial khas terdapat di distal pada saat mempertahankan posisi menjulurkan tangan ke depan dan meningkat saat membentuk tinju. (kontraksi tangan).
b. Tanda Pronator
Tanda ini menunjukkan sifat memuntir dan memutar distonia Cara mengetesnya minta pasien untuk mengelevasikan lengan di atas kepala dengan telapak tangan saling berhadapan. Lengan yang distonik akan bergerak ke arah pronasi.