Tes Spesifik Pada Shoulder


Tes spesifik ini berhubungan dengan anatomy dan patologi pada sendi . ada beberapa struktur yang bisa menyingkap tipe patologi yang spesifik dan lebih membantu pada saat melakukan pemeriksaan dan di utamakan pada bagian yang dicurigai.

Untuk shoulder ada 3 yaitu:
1. Tes yergason untuk stabilitas musculus biceps caput longum
2. Tes lengan jatuh (Drop arm tes) untuk kerobekan musculus rotator cuff
3. Tes apprehension untuk dislokasi shoulder


1). Tes Yergason
Tes ini untuk menentukan stabil atau unstabilnya tendon musculus biceps pada sulcus bicipitalis. Caranya adalah dengan meminta pasien untuk memfleksikan elbownya, kemudian genggamlah fleksi elbow pada satu tangan dan tangan yang lain pada wristnya. Untuk mengetes stabilisasi tendon biceps, eksternal rotasikan arm pasien kemudian suruh dia untuk menahan gerakkan tersebut beberapa saat kemudian tariklah ke bawah elbownya. Jika tendon musculus biceps tidak stabil pada sulcus bicipitalis , maka akan terdengar bunyi letupan pada sulcus tersebut dan pasien terlihat menahan nyeri . jika tendon stabil , maka tendon tersebut tetap berada ditempatnya dan pasien terlihat biasa saja.

BACA JUGA:  Jangan Anggap Remeh Nyeri Lutut

https://www.youtube.com/watch?v=rQ2Mp6aSi88

2). Tes Drop Arm ( Tes Lengan Jatuh)
Tes ini untuk menentukan ada tidaknya kerobekan rotator cuff. Pertama mintalah pasien untuk abduksi arm. Kemudian suruh turunkan kesamping badan dengan perlahan . jika ada kerobekan rotator cuff (khususnya musculus supraspinatus) lengan akan jatuh kesisi badan dari posisi badan 90 derajat abduksi. Pasien tidak akan dapat menurunkan lengannya dengan perlahan walaupun ia mencoba berulang kali . jika pasien mampu melakukan abduksi maka berikan sedikit tepukan pada lengan bawahnya maka lengan segera jatuh ke sisi badan.

BACA JUGA:  Pemeriksaan Spesifik atau Tambahan dalam Menegakkan Diagnosis Fisioterapi

https://www.youtube.com/watch?v=ZhN1_ZJyUnk&NR=1

3). Tes Aprehension untuk Dislokasi Shoulder
Dilakukan untuk mengetes dislokasi shoulder yang bersifat kronik . Dengan cara melakukan abduksi dan mengeksternal rotasikan lengan pasien , dimana posisi ini akan mempermudah terjadinya dislokasi shoulder. Jika shoulder dislokasi pasien terlihat berubah mimiknya dan selanjutnya pasien akan menahan gerakan tersebut. Tes ini mirip dengan tes apprehension pada patella untuk mengetahui dislokasi patella.