Tes-tes Physical Fitness


Static Flexibility tes-ankle


a.       Tes ini bertujuan untuk mengukur fleksibilitas ankle.

b.      Alat yang digunakan adalah kayu meteran atau penggaris panjang.

c.       Prosedur pelaksanaan :

1)      Berdiri rapat di tembok/dinding dengan kedua lengan lurus

2)      Jari-jari kaki menyentuh tembok/dinding

3)      Kemudian suruh orang coba untuk menggeser kedua kakinya ke belakang menjauhi tembok/dinding

4)      Pertahankan kaki tetap rapat dengan lantai, knee tetap ekstensi penuh dan dada tetap kontak dengan tembok/ dinding

d.      Ulangi tes sebanyak 3 kali, dan jarak yang terbaik dicocokkan dengan tabel Ankle Flexibility test

Leg press I – RM

a.       Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan otot extremitas bawah.

b.      Alat yang digunakan adalah Leg Press Unit atau Progressive Resistance Exercise (PRE Complete).

c.       Prosedur pelaksanaan :

1)      Orang coba duduk diatas alat tersebut dengan knee fleksi dan kedua kaki pada besi penyanggah alat tersebut.

2)      Beri beban maksimal pada alat tersebut.

3)      Kemudian, orang coba mendorong besi penyanggah tersebut sekuat mungkin sampai knee ekstensi penuh dan beban terangkat. à hanya dilakukan 1 x repetisi.

d.      Tahan posisi tersebut selama 5 – 8 detik.

e.       Kemudian, kembali ke posisi awal dengan lambat.

f.       Jika mampu mendorong sampai 2 x repetisi maka beban ditambah sampai hanya mampu 1 x repetisi.

BACA JUGA:  Prinsip Dasar Pengelolaan Cedera Olahraga

g.      Hasil yang dicapai dicocokkan dengan tabel leg press 1-RM

Tes lari 12-menit (Cooper test)

Alat dan fasilitas yang digunakan :

1.      Area lapangan berjarak 400 meter – setiap 100 meter diberi tanda

2.      Stopwatch dan meteran

3.      Seorang asisten

Prosedur pelaksanaan :

1.      Tentukan titik awal dan titik akhir

2.      Suruh orang coba berlari selama 12 menit dengan beberapa kali putaran, dan tidak melewati batas awal dan batas akhir.

3.      Seorang asisten mencatat putaran yang dilaluinya.

4.      Hasil yang dicapai  dimasukkan kedalam rumus

5.      Rumus Cooper : (jarak yang ditempuh dlm meter – 504,9) / 44,73.

Hasil dari perhitungan diatas dicocokkan kedalam tabel VO2max (mlO2/kg/min).

Hasil yang dicapai dari Cooper test juga dapat langsung dicocokkan dengan tabel VO2max (dalam meter).

Sit and Reach test

1.      Tes ini bertujuan untuk mengukur fleksibilitas pung-gung bawah dan hamstring.

2.      Alat yang digunakan adalah bench/meja sit and reach yang dilengkapi oleh penggaris/skala.

3.      Prosedur pelaksanaan :

a.       Orang coba duduk dengan tungkai lurus tanpa sepatu dan kaos kaki, kemudian kedua kaki rapat dengan alat tersebut.

b.      Orang coba diminta untuk membungkuk sejauh mungkin sehingga kedua jari tangan bergeser diatas garis skala tersebut.

c.       Jika alat memiliki serambi 15 cm maka jarak yang dicapai oleh ujung jari tengah ditambah dengan panjang serambi.

BACA JUGA:  Dislokasi Shoulder

4.      Tes ini dilakukan sebanyak 3 kali, dan jarak terbaik dicocokkan de-ngan tabel sit and reach test

Ilinois Agility Run Test

1.      Tes ini bertujuan untuk mengukur kelincahan seseorang/atlit.

2.      Dalam tes ini, diperlukan 8 cone (kerucut), stopwatch dan area lapangan yang luasnya 10 x 5 meter.

3.      Prosedur pelaksanaan :

a.       Tandai area lapangan dengan luas 10 x 5 meter, letakkan 4 cone pada setiap sudut lapangan

b.      Cone yang terletak pada sudut kiri lapangan dijadikan titik start dan cone pada sudut kanan lapangan menjadi titik finish.

c.       4 cone yang tersisa diletakkan di tengah area lapangan, dengan jarak setiap cone 3,3 meter

d.      Asisten menjelaskan jalur lari yang harus dilewati.

e.       Orang coba mengambil awalan pada cone start, kemudian ketika asisten memberi aba-aba “go” maka orang coba berlari secepat mungkin mengikuti jalur lari sampai finish.

f.       Selama lari, orang coba tidak boleh menyentuh cone.

g.      Asisten mencatat waktu yang dicapai dan dicocokkan dengan tabel Agility Run Rating.

BALANCE (KESEIMBANGAN)

1.      Balance merupakan kemampuan untuk memperta-hankan equilibrium baik saat diam atau bergerak.

2.      Untuk mengukur balance atlit digunakan tes Standing Stork.

BACA JUGA:  Pengertian Strain

3.      Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan atlit dalam mempertahankan equilibrium/balance dalam posisi statik.

4.      Tes ini memerlukan stopwatch dan seorang asisten.

5.      Prosedur pelaksanaan :

a.       Berdiri dengan nyaman pada kedua kaki

b.      Letakkan kedua tangan pada pinggang

6.      Angkat satu tungkai dengan menyandarkan jari2 kaki pada knee sisi kontralateral

7.      Kemudian, kaki yang menumpu disuruh berjinjit.

8.      Asisten menjalankan stopwatch.

9.      Pertahankan posisi tersebut selama mungkin tanpa tumit menyentuh lantai atau kaki bergeser diatas patella.

10.  Asisten mencatat waktu yang dicapai selama mempertahankan balance.

11.  Hasilnya dicocokkan dengan tabel Standing Stork test

Standing Long Jump Test

1.      Tes ini bertujuan untuk mengukur power otot tungkai.

2.      Tes ini memerlukan meteran dan lantai yang tidak licin.

3.      Prosedur pelaksanaan :

a.       Atlit berdiri dengan kedua kaki sedikit membuka

b.      Beri tanda pada ujung kaki dengan spidol

c.       Kemudian, melakukan posisi awal melompat yaitu kedua lutut fleksi dan badan sedikit membungkuk.

d.      Kemudian atlit berusaha melompat sejauh mungkin dengan bantuan ayunan lengan.

4.      Jatuhnya kaki saat mendarat diberi tanda dengan spidol.

5.      Ukur jaraknya dari tanda pertama ke tanda akhir.

6.      Jarak yang dicapai dicocokkan dengan tabel standing long jump test

?