Pengertian Terapi Latihan
1. Licht dalam Basmajian (1978) : Terapi Latihan ialah gerakan tubuh atau bagiannya untuk mengurangi symptom atau meningkatkan fungsi.
2. Kisner (1990) : Terapi Latihan adalah salah satu modalitas yang digunakan fisioterapis untuk memperbaiki dan meningkatkan kesehatan pasien dengan kondisi muskuloskeletal atau kardiopulmonari dengan sasaran akhir memperbaiki gerak dan fungsi.
Tujuan Terapi Latihan
Tujuan merupakan rangkaian proses fisioterapi setelah menegakkan diagnosis. Secara umum tujuan terapi latihan ialah mencegah disfungsi seperti mengembangkan,meningkatkan,memperbaiki dan memelihara : kekuatan,daya tahan dan kesegaran kardiovaskular,mobilitas dan fleksibilitas,stabilitas,koordinasi,keseimbangan dan keterampilan fungsional. (Kisner,1990).
Manfaat Terapi Latihan
Manfaat terapi latihan menurut Jones (1996), ialah :
- Meningkatkan kemampuan adaptasi stress lebih efektif
- Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi
- Mengurangi lemak tubuh
- Memungkinkan mencegah penyakit jantung koroner
- Memungkinkan mencegah osteoporosis post menopause
- Relaksasi
- Meningkatkan tonus otot, kelenturan, ukuran tubuh dan postur
- Meningkatkan fungsi kardiovascular dan respirasi
- Meningkatkan penampilan dan kepercayaan diri.
Pendekatan penyelesaian masalah klinik pada problematik otot,yaitu :
Terapis :
- Pemeriksaan yang efektif
- Menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
- Pemilihan prosedur yang tepat, menarik dan menantang.
- Mendesain program di rumah yang efektif.
- Memberikan koreksi dan semangat.
- Komunikasi yang efektif dengan pasien
- Kerjasama dengan pasien
- Perencanaan kembali bila perlu
- Bertujuan untuk pasien pengambil alihan dan mandiri.
Pasien :
- Komunikasikan kebutuhan, keinginan dan kekhawatiran.
- Memperoleh pengetahuan tentang kondisinya.
- Mendapat pengertian mengapa mengerjakan.
- Menjadi termotivasi untuk bekerja.
- Mendapat dorongan semangat.
- Memperoleh kepercayaan diri dan dari terapis.
- Bekerja sama dalam proses pengobatan dan administrasi.
Keluaran Pengobatan :
- Pengurangan nyeri dan udema
- Pencegahan kerusakan lebih lanjut dan kecacatan.
Perbaikan :
- Kekuatan dan power
- Daya tahan
- Keseimbangan dan stabilitas
- Fleksibilitas dan koordinasi
- Kesadaran sensoris dan proprioceptif
- Fungsi kardiorespirasi
- Peningkatan fungsi, moril dan kepuasan pasien.