Teknik Fleksibilitas : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)


Di dalam otot terdapat reseptor yang dinamakan proprioseptor, yang menyampaikan informasi tentang aktivitas otot ke sistem syaraf pusat (SSP). Ketika otot mencapai titik penguluran maksimal, proprioseptor ini memberikan sinyal ke SSP untuk memunculkan refleks kontraksi pada otot. Setelah beberapa detik, kumpulan proprioseptor yang lain memberikan sinyal refleks relaksasi pada otot. Ini sebagai metode tubuh untuk mencegah latihan berlebihan dan kerobekan pada serabut otot.


Tentuknya teknik-teknik stretching, seperti ballistic stretching dan static stretching, menggunakan sinyal refleks kontraksi dan relaksasi melalui prorpioseptor sebagai usaha untuk meningkatkan fleksibilitas atlit. Ballistic stretching dilibatkan untuk penggunaan yang cepat, gerakan meloncat, dan tidak direkomendasikan secara rutin karena bisa menyebabkan resiko strain otot. Static stretching dibutuhkan otot secara pelan ditempatkan sampai posisi stretch dan kemudian tahan pada titik itu.
Baru-baru ini, teknik fleksibilitas yang ketiga yang dinamakan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) telah popular. PNF memberikan otot untuk di ulur pada derajat yang lebih besar dengan meningkatkan sinyal proprioseptor melalui kontraksi otot secara volunteer selama 5-10 detik dan diikuti dengan relaksasi otot secara volunteer selama 5-10 detik. Dengan metode hold-relax PNF, otot diletakkan sampai static stretch. Atlit diinstruksikan untuk menahan (hold) dan mengontraksikan otot melawan tahan dari therapist selama 10 detik. Atlit kemudian diinstruksikan untuk rileks, dan therapist secara pelan menggerakkan otot pada posisi statis yang baru. Teknik ini diulangi 2-3 kali.

BACA JUGA:  Sifat dan Perilaku Murid Penyandang Asperger Dalam Belajar

Hanya dengan beberapa aktifitas stretching, PNF dapat dulakukan setelah pemanasan yang tepat, menggunakan mekanisme koreksi tubuh (correct body mechanics) dan gerakan yang bebas nyeri.