Scapulohumeral rhythm hanya terjadi pada gerakan abduksi – elevasi dan fleksi – elevasi à terjadi gerak proporsional antara humerus & scapula.
Ada 3 fase gerak abduksi :
- Fase I 0 – 60o/90o
- Fase II 60/90 – 120o/150o
- Fase III 120/150 – 180o
Setiap fase terjadi gerak proporsional antara humerus & scapula à perlu memperhatikan analisis ge-rak pada setiap fase.
Fase I (0o – 60/90o) :
Pada abduksi 30o terjadi gerak humerus sebesar 30o se-mentara scapula tetap dalam posisinya. Pada abduksi 30 – 60o terjadi gerak proporsional antara humerus & scapula dengan rasio 2 : 1. Pada awal fase ini, otot deltoid dan supraspinatus bekerja utama membentuk kopel pada level shoulder joint. Pada 60 – 90o abduksi bursa subdeltoidea tergelincir ma-suk ke ruang suprahumeral joint.
Fase II (60/90o – 120/150o) :
Pada abduksi 90o terjadi “locked” karena tuberculum ma-jus berbenturan dgn margo superior glenoidalis à untuk menghindari locked maka terjadi lateral rotasi dari hume-rus guna memindahkan tuberculum majus kearah dorsal. Pada fase ini masih terjadi gerak proporsional antara hu-merus dan scapula dengan rasio 2 : 1. Pada fase ini, terjadi kontribusi gerakan SC joint & AC joint berupa rotasi aksial. Pada fase ini, otot trapezius & serratus anterior bekerja membentuk kopel pada level scapulothoracic joint, diban-tu oleh otot deltoid & supraspinatus.
Fase III (120/150o – 180o)
Pada fase ini gerak proporsional antara humerus & sca-pula masih tetap berlanjut. Pada fase ini terjadi gerakan intervertebral joint C6 – Th4 dan costa 1 – 4 à intervertebral joint C6 – Th4 mengala-mi rotasi ipsilateral dan lateral fleksi kontralateral, costa 1 – 4 mengalami winging dan rotasi. Gerakan intervertebral joint mulai terjadi pada awal 150o dan dihasilkan oleh otot-otot spinal (erector spine) sisi kontralateral. Jika kedua lengan dalam posisi abduksi – elevasi penuh (paralel vertikal) maka terjadi peningkatan lordosis lum-bal oleh aksi otot-otot spinal (erector spine). Pada fase ini, semua otot abduktor berkontraksi.