Airway, Breathing and Circulation (ABC).
Meskipun efek lokal paling tampak nyata pada luka bakar, namun efek sistemik merupakan ancaman yang lebih besar bagi jiwa pasiennya. Karena itu, kita harus mengingat ABC pada semua perawatan luka bakar selama periode awal pasca-luka bakar, yaitu:
a. Airway (saluran napas)
b.Breathing (pernapasan)
c. Circulation/sirkulasi darah (dan Cervical spien immobilization/fiksasi vertebra servikalis jika diperlukan)
Breathing (pernapasan) harus dinilai dan patensi saluran napas pasien segera diciptakan selama beberapa menit pertama perawatan emerjensi. Banyak korban luka bakar juga menderita gangguan fungsi paru yang menyertainya seperti dijelaskan sebelumnya.
Terapi yang segera (immediate therapy) ditunjukkan kepada penciptaan saluran napas yang lapang dan pemberian oksigen 100% yang sudah dilembabkan.
Jika oksigen dengan kosentrasi yang tinggi itu tidak dapat disediakan dalam kondisi emerjensi, pemberian oksigen lewat masker atau kanula hidung merupakan tindakan pertama yang harus dikerjakan.
Apabila tersedia petugas serta perlatan yang memenuhi syarat dan bilamana korbannya menderita gangguan pernapasan yang berat atau edema saluran napas, penolong dapat memasang pipa endotrakeal dan memulai ventilasi manual.
Sistem sirkulasi harus pula dinilai dengan segera. Denyut apikal dan tekanan darah dimonitor dengan sering. Takikardia (frekuensi jantung yang abnormal cepat) dan hipotensi ringan diperkirankan terjadi pada pasien yang tidak ditangani segera sesudah terjadinya luka bakar.
Pada saat yang sama, survei sekunder dari kepala hingga ujung jari kaki pasien untuk menemukan cedera lainnya yang berpotensi menimbulkan kematian harus dilaksanakan.
Pencegahan syok.
Pencegahan syok pada pasien luka bakar yang luas akan memperbaiki prognosis secara mengesankan. Karena itu, pemberian infus cairan dan elektrolit harus segera dimulai.
Tidak boleh ada makanan atau cairan yang diberikan lewat mulut, dan pasien harus ditempatkan dalam posisi yang akan mencegah terjadinya aspirasi muntahan karena mual dan vomitus secara khas akan timbul akibat ileus paralitik yang disebabkan oleh strees luka bakar.
Biasanya petugas penyelamatan pasien akan mendinginkan luka bakar, menciptakan saluran napas yang lapang, memberikan oksigen dan memasang infus untuk memulai pemberian cairan.