Pada sebagian kasus, usia pasien dan masalah kesehatan yang turut ada dapat menyulitkan penegakan diagnosis. Diagnosis artritis reumatoid atau polimialgia reumatika yang terlewatkan tidak jarang terjadi karena asumsi bahwa sebagian besar orang berusia lanjut dengan masalah sendi menderita osteoartritis. Mungkin masalah yang berkaitan dengan penuaan sulit dibedakan dengan masalah yang disebabkan oleh penyakit reumatik.
Artritis reumatoid yang terjadi pada usia lanjut ternyata memiliki perbadaan dalam hal prognosis atau terapinya bila dibandingkan dengan artritis reumatoid yang dimulai pada usia yang lebih muda.
Pada pasien yang berusia lanjut dengan artritis reumatoid awal, lebih besar kemungkinan awitan penyakit tersebut terjadi secara tiba-tiba; namun demikian, perjalanan klinid tidak tampak berbeda dengan artritis reumatoid yang awitannya terjadi secara perlahan-lahan.
Lebih lanjut, penderita artritis reumatoid yang awitannya pada usia lanjut memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk memiliki nodul subkutan atau faktor reumatoid pada awitan penyakit itu.
Keadaan lain (masalah jaringan lunak seperti bursitis) tidak menimbulkan masalah jika terdapat sendiri, namun ketika bersama proses fisiologik penuaan, keadaan tersebut dapat menunjukkan efek yang signifikan terhadap kualitas hidup.
Dalam kenyataannya, efek sebagian besar bentuk artritis dapat menimbulkan perubahan yang cukup besar pada gaya hidup pribadi dan bisa mengancam kemandirian seseorang.
Penurunan daya penglihatan dan perubahan keseimbangan pada pasien berusia lanjut dapat menjadi masalah bagi orang dengan artritis pada ekstremitas bawah yang mengganggu fungsi lokomotoriknya.
Gabungan gangguan pendengaran, penurunan daya penglihatan, demensia dan depresi juga turut memberikan kontribusi bagi ketidak patuhan lansia dalam menjalani program terapi.
Teknik-teknik khusus untuk meningkatkan keamanan pasien penatalaksanaan mandiri mungkin perlu digunakan. Berbagai strategi yang mencakup alat bantu untuk mengingat pemakaian obat mungkin dibutuhkan.
Terapi yang berlebihan atau terapi yang tidak tepat merupakan kemungkinan yang tampak dengan jelas dan sebagian karena kontak yang lebih sering antara pasien berusia lanjut dengan sistem pelayanan kesehatan.
Program-program latihan yang efektif tidak dilaksanankan karena waktu penyuluhan yang tidak memadai dan tidak adanya tindakan lanjut oleh fisioterapis.
Keluhan nyeri mungking diatasi dengan program analgesik opioid ketimbang dengan petunjuk tentang istirahat, pemakaian alat bantu dan tindakan setempat yang menimbulkan kenyamanan seperti kompres panas atau dingin.
Asetaminofen mungkin merupakan preparat yang tepat dan berharga untuk dicoba sebelum menggunakan NSAID dengan kemungkinan terjadinya efek samping yang lebih besar.
Penyuntikan kortikosteroid intra-artikuler dengan peredaan gejala yang biasanya berlangsung cepat mungkin dimohon olehpasien yang tidak menyadari akibat dari penggunaan obat tersebut yang terlampau sering.