Peluang Kanker Terhadap Penderita AIDS


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanKanker

Penderita AIDS memiliki insidensi penyakit kanker yang lebih tinggi dari pada insidens yang biasa terjadi. Keadaan ini mungkin berkaitan dengan stimulasi HIV terhadap sel-sel kanker yang sedang tumbuh atau berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang memungkinkan substansi penyebab kanker, seperti virus, untuk mengubah bentuk sel-sel yang rentan menjadi sel-sel malignan.

 

Sarcoma Kaposi, tipe tertentu limfoma sel-B dan karsinoma serviks yang invasive diikutsertakan dalam klasifikasi CDC untuk kelainan malignitas (malignansi) yang berhubungan dengan AIDS. Karsinoma kulit, lambung, pancreas, rectum dan kandung kemih juga lebih sering dijumpai daripada yang diperkirakan pada pasien-pasien AIDS.


Sarcoma Kaposi

Sarcoma Kaposi yaitu kalainan malignitas yang berkaitan dengan HIV yang paling sering ditemukan, merupakan penyakit yang melibatkan lapisan endotel pembuluh darah dan limfe.

BACA JUGA:  Keperawatan Infeksi HIV

Ketika pertama kali ditemukan pada tahun 1872 oleh Dr. Moritz Kaposi, penyakit sarcoma Kaposi ini secara khas ditemukan sebagai lesi kulit dibagian ektremitas bawah pada laki-laki berusia lanjut keturunan Eropa Timur.

Penyakit tersebut berjalan lambat dan mudah diobati; bentuk ini sering dinamakan sebagai sarcoma Kaposi yang klasik. Bentuk endemic Sarkoma Kaposi yang ditemukan pada anak-anak dan lelaki muda didaerah ekuatorial Afrika merupakan bentuk yang lebih virulen dibandingkan bentuk klasik.

Sarcoma Kaposi akuisita terjadi pada orang-orang yang diobati dengan preparat imunosupresif dan umumnya terdapat pada pasien yang menjalani transplantasi organ.

Pada pasien semacam ini, sarcoma Kaposi akuisita biasanya akan sembuh setelah takaran obat imunosupresif dikurangi atau pemberian obat tersebut dihentikan.

BACA JUGA:  Zat Peningkat Mutu Sperma

Pada penderita AIDS, sarcoma Kaposi epidemic paling sering dijumpai diantara para biseksual dan homoseksual laki-laki. Meskipun histopatologi semua bentuk sarcoma Kaposi pada dasarnya sama, manifestasi klinis berbeda dari sarcoma Kaposi yang berhubungan dengan AIDS; sarcoma Kaposi yang berhubungan dengan AIDS memperlihatkan penyakit yang lebih agresif dan beragam yang berkisar mulai dari lesi kutaneus setempat sehingga kelainan yang menyebar dan mengenai lebih dari satu system organ.

Lesi kutaneus yang dapat timbul pada setiap bagian tubuh biasanya berwarna merah muda kecoklatan hingga ungu gelap. Lesinya dapat datar atau menonjol dan dikelilingi oleh ekimosis. Perkembangan lesi yang cepat meliputi daerah-daerah kulit yang luas akan disertai dengan deformitas ekstensif.

BACA JUGA:  Pedikulosis Korporis dan Pedikulosis Pubis

Lokasi dan ukuran beberapa lesi dapat menimbulkan statis aliran vena, limfedema serta rasa nyeri. Lesi ulseratif  akan merusak integritas kulit dan meningkatkan ketidak nyamanan pasien serta kerentanannya terhadap infeksi.

Lokasi kelainan visceral yang paling sering ditemukan adalah nodus limfatikus (kelenjar limfe), traktus gastrointestinal dan paru-paru. Kelainan pada organ internal pada akhirnya dapat menimbulkan kegagalan organ, perdarahan, infeksi dan kematian.

Diagnosis sarcoma Kaposi dipastikan dengan biopsy lesi yang dicurigai. Prognosis bergantung pada luasnya tumor, adanya gejala konstitusional dan hitung CD4+. Kematian dapat terjadi akibat perkembangan tumor, kendati lebih sering disebabkan oleh komplikasi penyakit HIV yang lain.