Pemeriksaan sinar-X
Sinar-X kerapkali digunakan untuk mengevaluasi penderita penyakit reumatik. Saat pemeriksaan akan mempengaruhi manfaatnya.
Kemungkinan besar pasien dengan riwayat inflamasi sendi selama 2 bulan tidak akan memperlihatkan perubahan yang nyata pada pemeriksaan sinar-X, kendati demikian, seseorang dengan gejala krepitasi sendi (suara gemeretak ketika digerakkan) kemungkinan besar menunjukkan degenerasi sendi yang berat.
Pemeriksaan sinar-X dapat dilakukan setiap saat untuk memantau aktivitas dan progresivitas penyakit. Foto ronsen yang diambil setiap saat dapat memperlihatkan hilangnya kartilago dan menyempitnya ronnga sendi.
Pemeriksaan sinar-X dapat pula menunjukkan abnormalitas kartilago, erosi sendi, pertumbuhan tulang yang abnormal dan osteopenia (mineralisasi tulang yang menurun).
Artografi merupakan tehnik diagnostic radiologi yang dilakukan untuk mendeteksi kelainan pada jaringan ikat. Media radiopaque atau udara dimasukkan ke dalam rongga sendi, khususnya sendi lutut atau bahu, untuk mendapatkan gambar contour sendi.
Kemudian sendi tersebut digerakkan secara pasif sementara serangkaian pemotretan dengan sinar-X dilakukan. Perasaan pasien ditentramkan dengan menjelaskan bahwa media kontras akan diserap secara sistemik dan pembengkakan pada sendi nantinya akan menghilang. Kepada pasien diberitahukan agar mengamati tanda-tanda infeksi dan hemartrosis sesudah prosedur pemeriksaan ini dilakukan.
Pemindaian tulang dan sendi
Pemindaian tulang akan mencerminkan derajat “pengambilan” atau absorpsi isotop radioaktif oleh jaringan tulang. Daerah yang memperlihatkan peningkatan pengambilan, seperti sebuah sendi, dianggap abnormal.
Skening sendi memungkinkan penentuan kerusakan sendi diseluruh tubuh. Skening sendi merupakan pemeriksaan yang paling sensitive untuk mendeteksi penyakit secara dini.