Evaluasi Diagnostik
Hasil biopsi memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsi yang diperoleh dengan cara eksisi akan mengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invasi dan ketebalan lesi.
Spesimen biopsi yang mencakup jaringan normal sebesar 1 cm dari bagian tepinya dan bagian jaringan lemak subkutan yang ada dibawahnya sudah cukup untuk menentukan stadium melanoma, yang bisa melanoma in situ atau melanoma noninvasif yang dini.
Biopsi dengan cara insisi harus dilakukan kalau lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan.
Spesimen biopsi yang diperoleh dengan pemangkasan, kuretase atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.
Riwayat penyakit dan pemeriksaan jasmani yang cermat sangat penting dalam proses penegakkan diagnosis. Pemeriksaan bukan saja mencakup pemeriksaan kulit yang teliti tetapi juga palpasi kelenjar limfe regional yang mengalirkan cairan limfe pada daerah lesi.
Karena melanoma terjadi dalam keluarga, riwayat melanoma yang positif dalam keluarga harus diselidiki sehingga anggota keluarga derajat-pertama yang berisiko tinggi untuk terkena melanoma dapat dievaluasi untuk menentukan lesi yang tidak khas.
Pemeriksaan sinar-x toraks, hitung sel darah yang lengkap, tes faal hepar dan pemeriksaan CT scan atau radionukleida biasanya diminta dokter kalau terdapat kecurigaan ke arah kelainan metastatik.
Prognosis.
Prognosis kelangsungan hidup jangka panjang (5 tahun) dianggap jelek kalau tebal lesi melebihi 4 mm. Prognosis pasien dengan melanoma pada tangan, kaki atau kulit kepala juga suram.
Pasien-pasien ini menghadapi kemungkinan terjadinya metastasis yang meningkat. Metastasis pada melanoma cenderung terjadi pada tulang, hepar, paru-paru, lien sistem saraf pusat dan kelenjar limfe. Laki-laki dan pasien berusia lanjut yang menderita melanoma cenderung mempunyai prognosis yang lebih buruk.
Penatalaksanaan
Pendekatan terapeutik untuk melanoma maligna bergantung pada taraf invasi dan dalam lesi. Tindakan eksisi merupakan terapi yang tepilih bagi lesi yang kecil dan superfisial.
Lesi yang lebih dalam membutuhkan eksisi lokal yang luas dan sesudah itu dapat diperlukan graft kulit. Diksesi kelenjar limfe regional umumnya dilakukan untuk menyingkirkan metastasis.