Diagnosis penyakit AIDS
Manifestasi infeksi HIV memperlihatkan keragaman. Diagnose didasarkan pada riwayat klinis, identifikasi factor risiko, pemeriksaan fisik, bukti laboratorium yang menunjukkan disfungsi kekebalan, identifikasi antibody HIV, tanda-tanda serta gejala, dan infeksi atau malignansi HIV.
System klasifikasi ini menggolongkan infeksi HIV dan penyakit AIDS pada pasien dewasa dan remaja berdasarkan kondisi klinis yang berkaitan dengan infeksi HIV serta jumlah sel T CD4+.
Defenisi kasus surveilans yang diperluas telah menghasilkan identifikasi dan diagnosis yang lebih dini bagi lebih banyak orang dengan penyakit AIDS.Kondisi klinis dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yang memuat daftar kondisi klinis masing-masing kategori tersebut.
Jumlah sel T CD4+ meliputi tiga kisaran yang memandu penanganan klinis dan terapeutik penderita yang terinfeksi HIV. Meskipun klasifikasi yang sudah diperbarui menekankan jumlah sel T CD4+, namun klasifikasi ini memungkinkan masuknya persentase CD4+ (persentase sel-sel T CD4+ dari jumlah total limfosit).
Persentase CD4+ tidak begitu dipengaruhi oleh keragaman pada hasil-hasil pengukuran yang berulang dibandingkan jumlah absolute sel T CD4+. Namun demikian, data-data yang mengaitkan riwayat alami infeksi HIV dengan persentase CD4+ tidak selalu tersedia secara konsisten sebagaimana halnya data-data mengenai jumlah absolute sel T CD4+.
Kategori klinis
Kategori klinis A terdiri atas satu atau lebih keadaan yang tercantum dalam kategori A tanpa keadaan apa pun yang tercantum dalam kategori B atau C.
Kategori B terdiri atas berbagai keadaan simtomatik pada penderita infeksi HIV yang tidak termasuk dalam keadaan yang tercantum dalam kategori C. semua keadaan ini harus pula memenuhi salah satu criteria berikut ini:
- Keadaan tersebut disebabkan oleh infeksi HIV atau oleh defek pada imunitas seluler.;
- Keadaan tersebut harus dianggap memiliki sebuah perjalanan klinis atau memerlukan penanganan yang dipersulit oleh infeksi HIV. Jika seseorang pernah diobati untuk keadaan kategori B dan belum berkembang pada kategori C tetapi kini asimtomatik, maka sakit orang itu harus dianggap kategori B.
Kategori C mencakup keadaan klinis yang tercantum dalam definisi kasus surveilans AIDS. Begitu seseorang telah menunjukkan keadaan dalam kategori C, orang tersebut akan tetap dalam kategori C.
Penatalaksanaan
Upaya penanganan medis meliputi beberapa cara pendekatan yang mencakup penanganan infeksi yang berhubungan dengan HIV serta malignansi, penghentian replikasi virus HIV lewat preparat antivirus, dan penguatan serta pemulihan system imun melalui penggunaan preparat imunomodulator.
Perawatan suportif merupakan tindakan yang penting karena efek infeksi HIV dan penyakit AIDS yang sangat menurunkan keadaan umum pasien; efek tersebut mencakup malnutrisi, kerusakan kulit, kelemahan, imobilitas dan perubahan status mental.