Penyebab Kerontokan Rambut


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanLaki-laki cenderung memiliki rambut pada wajah dan badan yang lebih banyak ketimbang wanita. Kerontokan rambut, alopesia, dapat terjadi di seluruh tubuh atau terbatas pada suatu daerah tertentu.

Kerontokan rambut kepala dapat terlokalisasi pada daerah tertentu atau dapat berkisar mulai dari penipisan rambut yang menyeluruh hingga kebotakan total.

 

Ketika menilai kerontokan rambut kepala, kita harus menyelidiki penyebab yang mendasari bersama pasien. Kerontokan rambut terlokalisasi (patchy loss) dapat terjadi akibat kebiasaan “mencabut rambut” atau traksi yang berlebihan pada rambut; pemakaian bahan pewarna, pelurus atau minyak rambut yang berlebihan; pemakaian preparat kemoterapi (doksorubisin atau siklofosfamid); infeksi jamur; atau penyakit kanker atau mola pada kulit kepala. Pertumbuhan rambut kembali dapat abnormal dan distribusinya tidak pernah mencapai ketebalan seperti semula.


BACA JUGA:  Pengkajian dan Manifestasi Klinis serta Evaluasi Diagnostik Penyakit Rematik

Kerontokan Rambut.

Penyebab kerontokan rambut yang paling sering adalah kebotakan tipe pria yang mengenai lebih dari separuh populasi laki-laki dan diyakini ada kaitannya dengan hereditas, penuaan serta kadar hormon androgen (hormon laki-laki).

Androgen diperlukan untuk terjadinya kebotakan pola-pria. Pola kerontokan rambut tersebut dimulai dengan surutnya garis rambut di daerah frontotemporal dan kemudian berlanjut dengan penipisan gradual serta kehilangan total rambut pada puncak kepala. Memperlihatkan kerontokan rambut pola pria yang biasa terjadi.

BACA JUGA:  Alopesia Androgenetik atau Kerontokan Rambut

Perubahan Lainnya.

Distribusi rambut pola-pria yang dinamakan hirsutisme (peningkatan rambut tubuh) dapat terlihat pada sebagian wanita pada saat menopause ketika hormon estrogen tidak lagi diproduksi oleh ovarium.

Pada wanita yang mengalami hirsutisme, rambut yang berlebihan dapat tumbuh di daerah wajah, dada, bahu dan pubis. Kalau monopause sudah disingkirkan sebagian etiologi yang mendasarinya, kelainan hormonal yang berhubungan dengan disfungsi hipofise atau adrenal harus dicari.