Kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar di Amerika Serikat setiap tahunnya. Dari kelompok ini, 200.000 pasien memerlukan penanganan rawat jalan dan 100.000 pasien dirawat dirumah sakit.
Sekitar 12.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat luka bakar dan cedera inhalasi yang berhubungan dengan luka bakar. Satu juta hari kerja hilang setiap tahunnya karena luka bakar.
Lebih separuh dari kasus-kasus luka bakar yang dirawat dirumah sakit seharusnya dapat dicegah. Perawat dapat memainkan peranan yang aktif dalam pencegahan kebakaran dan luka bakar dengan mengajarkan konsep-konsep pencegahan dan mempromosikan undang-undang tentang pengamanan kebakaran.
Anak-anak kecil dan orang tua merupakan populasi yang berisiko tinggi untuk mengalami luka bakar. Kaum ramaja laki-laki dan pria dalam usia kerja juga lebih sering menderita luka bakar ketimbang yang diperkirakan lewat representasinya dalam total populasi.
Sebagian besar luka bakar terjadi di rumah. Memasak, memanaskan atau menggunakan alat-alat listrik merupakan pekerjaan yang lazimnya terlibat dalam kejadian ini.Kecelakaan industri juga menyebabkan banyak kejadian luka bakar.
The National Institute of Burn Medicine yang mengumpulkan data-data statistik dari berbagai pusat luka bakar seluruh Amerika Serikat mencatat bahwa sebagian besar pasien (75%) merupakan korban dari perbuatan mereka sendiri.
Tersiram air mendidih pada anak-anak yang baru belajar berjalan; bermain-main dengan korek api pada anak-anak usia sekolah; cedera karena arus listrik pada remaja laki-laki; dan penggunaan obat bius, alkohol serta sigaret pada orang dewasa semuanya ini turut memberikan kontribusinya pada angka statistik tersebut.
Cobb , Maxwell dan Silverstein (1992) menemukan bahwa sekitar 13 % pasien luka bakar yang dirawat dirumah sakit atau pun anggota keluarganya sudah pernah dirawat sebelumnya karena luka bakar. Perawat harus menjadi alat untuk memutuskan rantai luka bakar ini.
Ada empat tujuan utama yang berhubungan dengan luka bakar:
1. Pencegahan
2. Implementasi tindakan untuk penyelamatan jiwa pada pasien-pasien luka bakar yang berat.
3. Pencegahan ketidak mampuan dan kecatatan melalui penanganan dini, spesialistik serta individual.
4. Pemulihan atau rehabilitasi pasien melalui pembedahan rekonstruksi dan program rehabilitasi.