Tujuan dan Rumus Pengantian Cairan Pada Perawatan Luka Bakar


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanSejumlah penelitian menunjukkan bahwa pada luka bakar yang luas terdapat kegagalan pompa natrium- kalium (suatu mekanisme fisiologik yang terlibat dalam pengaturan keseimbangan cairan-elektrolit) di tingkat seluler.

Jadi, pasien dengan luka bakar yang sangat luas mungkin cairan proporsional membutuhkan lebih banyak cairan per persen luas luka bakar dibandingkan dengan pasien yang luas luka bakarnya lebih kecil.

 

Disamping itu, pasien dengan luka bakar listrik, cedera paru serta kelambatan resusitasi cairan dan pasien yang terbakar ketika mengalami introksikasi akan memerlukan tambahan cairan.


Contoh Penggantian Cairan: Pasien berbobobot 70 kg dengan luka luas bakar 50 %

a. Rumus consensus: 2 hingga 4 ml/kg/% luas luka bakar

BACA JUGA:  Perawatan Untuk Retinitis Sitomegalovirus Pada Pasien Infeksi HIV

b. Hitung: 2 x 70 x 50 =700 ml/24 jam

c. Rencana pemberian infus: 8 jam pertama = 3500 ml, atau 437 ml/jam; berikutnya 16 jam = 3500 ml, atau 219 ml/jam.

Sebagian besar rumus penggantian cairan menggunakan larutan elektrolit yang isotonic. Tanpa memperdulikan rumus Penggantian standar yang mana, pasien mendapatkan penggantian natrium dan cairan yang sama dengan volume yang kurang-lebih sama dengan waktu 48 jam pertama.

Metode penggantian cairan lainnya membutuhkan larutan elektrolik yang hipertonik. Metode ini menggunakan larutan pekat natrium klorida dan laktat (larutan garam yang seimbang) sehingga cairan yang dihasilkan memiliki konsentrasi natrium sebesar 250-300 mEq.

BACA JUGA:  Fase Rehabilitasi Pada Perawatan Luka Bakar

Dasar pemikiran bagi terapi penggantian ini adalah bahwa dengan meningkatkan osmollitas serum, cairan akan “ditarik” kembali ke dalam ruang vaskuler dari ruang interstisial. Dilaporkan berkurangnya edema sistemik dan pulmoner sesudah pemberian larutan hipertonik.

Catatan: rumus hanya merupakan panduan. Respons pasien yang dibuktikan berdasarkan frekuensi jantung, tekanan darah dan haluaran urin merupakan determinan primer terapi cairan yang actual dan harus dinilai sedikitnya setiap jam sekali. Hasil-akhir pasien diperbaiki oleh resusitasi cairan yang optimal.

Tujuan Terapi Penggantian Cairan

Volume total dan kecepatan pemberian cairan infuse ditukar berdasarkan respons pasien luka bakar. Tujuan pemberian atau penggantian cairan adalah tekanan sistolik yang melebihi 100 mm Hg; frekuensi nadi yang kurang dari 110/menit, dan haluaran sebanyak 30 hingga 50 ml/jam.

BACA JUGA:  Asuhan Keperawatan dan Masalah Keperawatan

Parameter ini jauh lebih penting dalam resusitasi dari pada rumus apa pun. Sebenarnya respons individual pasien merupakan rumus. Sebenarnya respons individual pasien merupakan rumus.

Ukuran tambahan untuk menentukan kebutuhan cairan dan respons pasien terhadap reusitasi cairan mencakup nilai hematokrit dan hemoglobinnya menurun atau bila haluaran urin lebih besar dari 50 ml/jam, kecepatan pemberian cairan infuse dapat diturunkan. Tujuannya adalah untuk mempertahankn kadar natrium serum dalam batas-batas normal selama penggantian cairan.