Mempertahankan Nutrisi yang Adekuat.
Pemberian cairal oral harus dimulai dengan perlahan-lahan ketika bising usus mulai terdengar kembali. Toleransi pasien perlu diperhatikan. Jika tidak terjadi vomitus dan distensi abdomen, pemberian cairan dapat ditingkatkan secara bertahap dan pasien bisa melanjutkan intervensi nutrisinya dengan diet normal atau makanan sonde.
Perawat harus berkolaborasi dengan ahli diet untuk merencanakan diet tinggi-kalori tinggi-protein yang dapat diterima oleh pasien. Kepada anggota keluarga dapat dianjurkan untuk membawa makanan yang bergizi dan disukai pasien ke rumah sakit.
Milkshakes dan sandwiches yang dibuat dari mentega kacang (peanut butter), daging atau keju dapat ditawarkan kepada pasien sebagai makanan cemilan diantara hidangan utama dan pada saat sebelum tidur malam.
Suplemen nutrisi seperti Ensure atau Resource dapat ditawarkan pula. Asupan kalori pasien harus dicatat. Suplemen vitamin dan mineral boleh diberikan.
Jika tujuan untuk memenuhi kebutuhan kalori tidak dapat dicapai melalui nutrisi oral, selang nasogastrik (sonde lambung) dapat dipasang dan digunakan untuk pemberian nutrisi enteral dengan formula khusus secara bolus atau kontinu. Volume residu dalam lambung harus diperiksa untuk memastikan absortpsi. Nutrisi parenteral total (NTP) mungkin pula diperlukan.
Pasien harus ditimbang berat badannya setiap hari dan hasil penimbangan ini dicatat dalam bentuk grafik. Grafik ini dapat dipakai untuk membantu pasien menetapkan tujuan yang ingin dicapai melalui asupan nutrisinya sendiri dan untuk memantau penurunan serta kenaikan berat badan. Idealnya, pasien akan kehilangan berat badan tidak lebih 5% dari berat pra-luka bakar jika penanganan nutrisinya diterapkan secara agresif.
Pasien yang mengalami anoreksia memerlukan dorongan dan dukungan dari perawat untuk meningkatkan asupan makanannya. Lingkungan pasien sedapat mungkin harus dibuat menyenangkan pada jam-jam makan.
Memesan makanan yang disukai pasien dan menawarkan kudapan yang kaya akan protein serta vitamin merupakan cara-cara untuk mendorong pasien agar mau meningkatkan secara bertahap asupan makanannya.