Pengaruh Kebisingan Terhadap kesehatan
Setiap tenaga kerja memiliki kepekaan sendiri-sendiri terhadap kebisingan, terutama nada yang tinggi, karena dimungkinkan adanya reaksi psikologis seperti stres, kelelahan, hilang efisiensi dan ketidaktenangan Lebih dari itu Mike Wardhani,dkk (2004: 445), menyatakan pengaruh utama dari kebisingan kepada kesehatan (efek fisiologis) adalah kerusakan pada indra pendengar yang menyebabkan ketulian.
Disamping itu sumber kebisingan yang tinggi memiliki pengaruh terhadap tenaga kerja, yaitu :
a.Mengurangi kenyamanan dalam bekerja.
b.Mengganggu komunikasi atau percakapan antar pekerja.
c.Mengurangi konsentrasi.
d.Menurunkan daya dengar, baik yang bersifat sementara maupun permanen.
e.Tuli akibat kebisingan.
Ada berbagai faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas seseorang yang bekerja ditempat kerja yang bising, faktor-faktor tersebut adalah:
a.Frekuensi kebisingan, nada tinggi adalah lebih mengganggu daripada nada rendah.
b.Jenis kebisingan, kebisingan terputus-putus lebih mengganggu daripada kebisingan kontinyu.
c.Sifat pekerjaan, pada pekerjaan yang rumit atau kompleks lebih banyak terganggu daripada pekerjaan yang sederhana.
d.Variasi kebisingan, makin sedikit variasinya maka makin sedikit pula gangguannya.
e.Sikap individu, karyawan yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), yaitu ear plugh/ear muff akan lebih banyak terganggu daripada yang menggunakan APD.
Cara Pengukuran Kebisingan
Pengukuran kebisingan biasanya dilakukan dengan tujuan memperoleh data kebisingan di perusahaan atau dimana saja sehingga dapat dianalisis dan dicari pengendaliannya.
Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas kebisingan adalah dengan menggunakan sound level meter dengan satuan intensitas kebisingan sebagai hasil pengukuran adalah desibel (dBA). Alat ini mampu mengukur kebisingan diantara 30 -130 dBA dan dari frekuensi 20-20000 Hz. Alat kebisingan yang lain adalah yang dilengkapi dengan octave band analyzer dan noise dose meter