Wanita dan Endometriosis


Akhir-akhir ini, semakin banyak wanita yang menderita endometriosis atau lebih dikenal dengan “kista” pada organ reproduksinya. Sebetulnya, apakah endometriosis itu?

Endometriosis adalah jaringan yang semestinya terletak di dalam (endo) rahim (metrium), bertumbuh di tempat lain seperti pada lapisan otot rahim, luar rahim, saluran telur, ovarium, usus, kulit, bahkan otak wanita tersebut.

 

Jaringan yang terletak di luar tempat yang semestinya tersebut, tetap berfungsi dan berkembang sesuai fluktuasi hormonal dari siklus haid. Hal inilah yang menyebabkan rasa nyeri yang hebat saat haid, dan jumlah darah menstruasi lebih dari biasanya.

Di luar siklus haid, jaringan ini dapat berubah menjadi jaringan parut, dimana bila letaknya adalah di saluran telur atau rahim, jaringan parut ini dapat menghambat proses pembuahan dan menyebabkan kemandulan (infertilitas) pada wanita tersebut.


Penyebab Endometriosis yang pasti belum diketahui, walaupun sudah ada beberapa teori yang berusaha menjelaskan penyebabnya. Faktor keturunan menjadi salah satu factor risiko terjadinya Endometriosis.

BACA:  Case Report: Mitral Stenosis

Bagaimana saya tahu bahwa saya mengidap endometriosis?

Endometriosis diduga terjadi pada wanita usia reproduksi (12-45 tahun) dengan keluhan nyeri haid yang hebat dan/atau jumlah darah menstruasi yang melebihi jumlah normal.

Beberapa keluhan lain seperti nyeri saat berhubungan seksual dengan pasangan, infertilitas, nyeri berkemih, diare, sulit BAB dan mual saat menstruasi membantu menegakkan diagnosis endometriosis.

Umumnya, dokter Spesialis Kebidanan dan kandungan akan menganjurkan pasien dengan keluhan tersebut untuk melakukan pemeriksaan Ultrasonografi (USG).

Beberapa pemeriksaan lanjutan lain adalah MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan laparoskopi digunakan untuk mengidentifikasi area lain yang terkena jaringan endometriosis, seperti nodul atau kista endometriosis. Penggunaan lain Laparoskopi adalah untuk memastikan jenis kista endometriosis, melakukan biopsy jaringan, dan untuk menyingkirkan keganasan.

BACA:  Pemeriksaan Kesehatan

Endometriosis tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa diatasi dengan beberapa pilihan terapi. Prinsip terapi Endometriosis adalah mengurangi keluhan nyeri pasien, mengecilkan atau memperlambat pertumbuhan jaringan abnormal, mempertahankan kesuburan (fertilitas) dan mencegah atau memperlambat rekurensi.

Beberapa pilihan pengobatan endometriosis adalah:

1. Pengobatan nyeri haid. Beberapa pereda nyeri yang dijual bebas dapat dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan. Pada kasus-kasus endometriosis dengan kista yang berukuran besar, anti nyeri tidak dianjurkan karena hanya menutupi gejala dan tidak mengatasi penyebab.

2. Penggunaan hormon untuk menekan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Obat-obatan yang digunakan merupakan jenis kontrasepsi dalam bentuk pil KB, KB suntik, susuk KB, dsb. Obat-obat lain yang umum digunakan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan adalah Danazol (derivate testosterone), GnRH agonis dengan beberapa efek samping seperti rasa panas, flushing, mual-muntah yang bervariasi pada tiap individu.

BACA:  Kapitalisme di Dunia Kedokteran

3. Pembedahan dilakukan untuk mengangkat kista yang berukuran besar atau sudah mengganggu fungsi organ-organ dengan gangguan terhadap aktivitas penderita. Pada beberapa kasus berat, pengangkatan rahim, saluran telur dan ovarium penderita mungkin dilakukan.

Apakah endometriosis dapat menyebabkan kanker?

Endometriosis BUKAN kanker. Pada beberapa kasus, endometriosis dijumpai bersamaan dengan beberapa jenis tumor jinak dari otot dan kelenjar pada bagian tubuh lainnya, di luar organ reproduksi.

Apa yang harus saya lakukan setelah saya tahu bahwa saya menderita endometriosis?

Anda tidak perlu khawatir. Mayoritas kasus endometriosis dapat hidup normal. Ada beberapa pandangan yang menganjurkan penderita untuk segera menikah dan memiliki anak. Karena, dalam kondisi mengandung, wanita tersebut tidak akan menstruasi dan jaringan endometriosis akan mengecil dan tidak menimbulkan keluhan.