Dampak dan Efek Sunat Terhadap Seksualitas


Telah terjadi debat dan saran mengenai apakah sunat mempengaruhi sensasi seksual pada organ pria, namun tidak ada beberapa studi relevan yang menguji konsekuensi yang mungkin dari prosedur ini. Korea utara adalah salah satu negara yang laju sunatnya tertinggi di dunia dan kebanyakan tidak dilakukan pada masa kanak-kanak.

Hal ini merupakan kesempatan unik untuk menguji efek sunat orang dewasa pada seksualitas. Sebuah studi prospektif dilakukan untuk membandingkan pria yang disunat dan tidak dan membandingkan kehidupan seksual mereka sebelum dan sesudah disunat. Studi yang dilakukan oleh D. Kim dan M.G Pang dari Gyungki-Do Korea, dipublikasikan pada BJU Int. edisi Maret 2007.

 
BACA:  8 Penyebab Kanker Getah Bening yang Mematikan

Studi melibatkan 373 pria aktif secara seksual berumur 30-57 tahun yang 255 pria diantaranya disunat (umur rata-rata 37,1 tahun) dan 118 pria tidak disunat (umur rata-rata 38,2 tahun). Dari 255 pria disunat, 138 pria adalah yang aktif secara seksual sebelum sunat, dan semuanya disunat setelah umur 20 tahun.

Untuk mengetahui efek sunat pada kualitas kehidupan seksual, termasuk masturbasi, metode yang dimodifikasi Brief Male Sexual Function Inventory (BMSFI) dengan menambahkan pertanyaan tambahan tentang apakah kehidupan seksual dan kenikmatan mastubasi meningkat atau memburuk setelah sunat.

Analisis hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna dalam dorongan seksual, ereksi, ejakulasi, dan waktu laten ejakulasi antara pria yang disunat dan tidak disunat.


BACA:  Jangan Ragu Mengonsumsi Obat Generik

Kenikmatan masturbasi menurun setelah sunat pada 48 % responden, sedangkan 8 % melaporkan peningkatan kenikmatan. Kesulitan mastrubasi meningkat setelah sunat pada 63 % responden, namun lebih mudah pada 37 % responden. Sekitar 6 % manjawab bahwa kehidupan kehidupan seksual mereka meningkat, sedangkan 20 % melaporkan kehidupan seksual mereka memburuk setelah sunat.

Studi ini menyarankan bahwa sunat pada pria dewasa mempunyai efek samping pada fungsi seksual pada sejumlah pria secara bermakna.

Peneliti menjelaskan bahwa hal ini berkaitan dengan hilangnya ujung syaraf saat pemotongan kulit. Ada sekitar 9 % insiden luka parah pada organ pria atau ereksi yang tidak menyenangkan dari lengkungan atau benang setelah sunat.