Referat Kedokteran: Leukemia Pada Anak


Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid.

Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.

 

Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi.

Ilustrasi Anak dengan Leukemia
Ilustrasi Anak dengan Leukemia

Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.


Etiologi Leukemia Pada Anak

Penyebab (etiologi) leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, seperti:

Radiasi

Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan mengenai hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang mendukung:

  • Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia
  • Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia
  • Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang

Faktor Leukemogenik

Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia:

  • Racun lingkungan seperti benzena
  • Bahan kimia industri seperti insektisida
  • Obat untuk kemoterapi

Virus

Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

Epidemiologi Penyakit Leukemia Pada Anak

  • Di Afrika, 10-20% penderita LMA memiliki kloroma di sekitar orbita mata
  • Di Kenya, Tiongkok, dan India, LMK mengenai penderita berumur 20-40 tahun
  • Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui LLK.
  • Penderita sindrom Down memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.

Patofisiologi Leukemia Pada Anak

Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol.

BACA:  Detoksifikasi Alami untuk Menjaga Kesehatan Tubuh

Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi.

Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lanbar dan bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yang normal.

Leukemia pada anak disebabkan bertambahnya sel darah abnormal secara berlebihan dan tidak terkendali. Karena berada di dalam darah, penyebarannya ke seluruh bagian tubuh mengakibatkan gangguan atau merusak fungsi tubuh. Leukemia biasanya mengenai sel darah putih.

Darah manusia terdiri dari cairan darah (plasma) dan sel darah yang beredar dalam pembuluh darah. Secara garis besar sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).

Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Sel darah putih berfungsi memberantas infeksi, sedang keping darah diperlukan untuk menghentikan perdarahan jika terjadi luka.

Sel darah putih yang mengalami keganasan akan memperbanyak diri secara tak terkendali. Namun, sel yang terbentuk tidak normal dan tidak berfungsi. Sel-sel itu mendesak pertumbuhan sel darah putih yang normal maupun sel darah merah dan keping darah.

Menurunnya jumlah sel darah putih menyebabkan anak mudah terkena infeksi, rendahnya sel darah merah menyebabkan anak pucat dan lemah, berkurangnya keping darah membuat anak mudah mengalami perdarahan yang sulit berhenti.

Selain di permukaan tubuh, perdarahan bisa terjadi di saluran cerna, otak, maupun organ tubuh lain, dan menyebabkan kematian. Sel ganas bahkan bisa menyebar ke hati, limpa, kelenjar getah bening, otak, dan tulang.

Manifestasi Klinik Leukemia Pada Anak

Terdapat beberapa gejala berikut ini yang perlu dicermati oleh orangtua agar anak-anak yang mengalami gejala-gejala tersebut dapat segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Beberapa gejala itu, antara lain:

  • Lemah, pucat, mudah lelah, serta denyut jantung yang meningkat. Keadaan ini terjadi karena jumlah sel darah merah yang berkurang akibat terdesak oleh sel-sel darah putih yang jahat.
  • Sering demam dan mengalami infeksi. Keadaan ini disebabkan oleh karena berkurangnya jumlah sel darah putih yang baik yang bertugas sebagai “tentara” untuk melawan organisme-organisme penyebab penyakit.
  • Tampak biru-biru di beberapa bagian tubuh, bintik-bintik merah, mimisan, serta gusi berdarah. Keadaan ini terjadi karena berkurangnya jumlah trombosit.
  • Merasakan nyeri-nyeri pada tulang. Keadaan ini terjadi akibat sudah menyebarnya sel-sel blast ke dalam tulang.
  • Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar limfe. Keadaan ini juga terjadi akibat sudah menyebarnya sel-sel blast ke dalam organ-organ tersebut di atas.
BACA:  Referat Kedokteran: Diagnosis dan Penatalaksanaan Penyakit Pneumonia

Diagnosis Leukemia Pada Anak

Diagnosis penyakit leukemia pada anak dapat ditegakkan melalui:

a. Anamnesis

  • Anemia, sering demam, perdarahan, berat badan turun, anoreksia, kelemahan umum.
  • Keluhan pembesaran kelenjar getah bening dan perut.

b. Pemeriksaan fisis

  • Anemis dan tanda perdarahan : mukosa anemis, perdarahan, ulsera, angina Ludwig
  • Pembesaran kelenjar limfe general
  • Splenomegali, kadang hepatomegali.
  • Pada jantung terjadi gejala akibat anemia.
  • Infeksi pada kulit, paru, tulang.

c. Pemeriksaan penunjang

  • Anemia normositik normokromik, kadang kadang dijumpai normoblas.
  • Pada hitung jenis terdapat limfoblas. Jumlah limfoblas dapat menyampai 100%.
  • Trombositopeni, uji tourniquet positif dan waktu perdarahan memanjang.
  • Retikulositopenia.
  • Kepastian diagnostik : pungsi sumsum tulang, terdapat pendesakan eritropoiesis, trombopoesis, dan granulopoesis. Sumsum tulang di dominasi oleh limfoblas.
  • Rontgen foto toraks AP dan lateral untuk melihat infiltrasi mediastinal.
  • Lumbal pungsi : untuk mengetahui ada infiltrasi ke cairan serebrospinal.

Diagnosis Banding Leukemia Pada Anak

Ada sejumlah diagnosis banding untuk leukemia pada anak, seperti:

Anemia Aplastik

Anemia aplastik adalah suatu sindrom yang ditandai oleh pansitopenia darah tepi dan hipoplasia sumsum tulang.  Teori klasik yang mendasari kegagalan sumsum tulang ialah terjadinya kerusakan stem cell atau terjadinya kerusakan pada lingkungan mikro sumsum tulang yang diperlukan untuk perkembangan stem cell.  Menurut pandangan terakhir penyakit ini disebabkan oleh autoimun.

Antigen apa yang menjadi pencetus timbulnya proses autoimun belum diketahui.  Mediator yang menyebabkan supresi hematopoesis mungkin adalah proliferasi limfosit T sitotoksik : CD 8 dan HLA-DR+ yang dapat dideteksi baik dalam darah tepi maupun dalam sumsum tulang penderita anemia aplastik.

Sel-sel ini memproduksi sitokin inhibitor seperti TNF dan interferon – ? yang dapat menghambat dan mengadakan apoptosis (kematian sel yang terprogram).

BACA:  OPINI: Islam dan Spirit Kenabian dalam Konteks Pluralisme Agama

Sel-sel ini juga merangsang sumsum tulang untuk memproduksi asam nitrit yang membantu timbulnya sitotoksisitas melalui proses imun sehingga menyebabkan dienyahkannya sel – sel hematopoetik.

Kausa anemia aplastik dapat dibagi dalam :

  • Kongenital (±20%)
  • Didapat (±80%) seperti infeksi virus hepatitis,virus Epstein barr,virus HIV, TBC, dll.  Keracunan bahan kimia (gugusan benzene/aminobenzen).  Obat – obatan seperti kloramfenikol, fenilbutazon, mungkin menyebabkan toksisitas langsung pada sumsum tulang.

Onset anemia aplastik kebanyakan ialah lambat laun, jarang sekali akut.  Gejala – gejala utama anemia aplastik ialah :

  • Pansitopenia (anemia, granulositopenia, trombositopenia)
  • Retikulosit rendah
  • HbF bisa meninggi
  • Sumsum tulang hiposeluler
  • Besi serum meninggi

Immune Thrombocytopenic Purpura (ITP)

Pada ITP terjadi peningkatan perusakan trombosit karena proses autoimun. Pada penyakit ini terbentuk autoantibody terhadap kompleks glikoprotein – glikoprotein pada permukaan trombosit. Penyebab terbentuknya autoantibody tersebut mekanismenya belum diketahui.

ITP akut ialah ITP yang berlangsung 6 bulan atau kurang, bersifat self limited, dan terutama mengenai anak – anak dan remaja dengan puncak insidens pada umur ±5 tahun (2 – 8 tahun).

Pada anak yang sebelumnya sehat tiba – tiba muncul peteki atau purpura dan pada kelenjar limfe 50% kasus didahului oleh suatu infeksi virus beberapa hari atau beberapa minggu sebelumnya.  Insiden pada anak laki – laki dan perempuan sama.

ITP dikatakan kronik kalau jumlah trombosit <100.000/µl 6 bulan atau lebih dihitung dari onset penyakit.  ITP kronik kebanyakan terdapat pada orang dewasa dan anak besar > umur 10 tahun, dan lebih banyak pada anak perempuan daripada laki – laki.

Tak ada pemeriksaan khusus yang dapat dipakai untuk mendiagnosa ITP, diagnosisnya dibuat ex juvantibus melalui anamnesis, pemeriksaan klinik dan laboratorium.

ITP biasanya didahului oleh infeksi virus 1 – 2 minggu sebelumnya. Gejala perdarahan pada kulit, selaput lendir dan tempat lain, trombositopenia.

Hapusan jumlah trombosit berkurang, ada bentuk – bentuk abnormal – giant platelets. BMP jarang sekali dilakukan, tujuan utama BMP ialah untuk menyingkirkan anemia aplastik dan leukemia pada keadaan yang meragukan.

ITP akut tak perlu diobati karena penyakit ini self limited. Sebaiknya istirahat dan hindari trauma dan olahraga.  Pada kasus ringan tak perlu pengobatan.  Bila ada kolik dan pendarahan GI diberi kortikosteroid.