Referat Kedokteran: Oklusi Arteri Retina Sentral


Hilangnya penglihatan yang tiba-tiba, memberat, dan tanpa nyeri pada salah satu mata merupakan karakteristik dari oklusi arteri retina sentral.

Retina akan menjadi opaque dan edema, khususnya dibagian kutub posterior dimana serabut saraf dan sel-sel ganglion menjadi tebal.

 

Oklusi arteri retina sentral adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah retina sentral. Tempat tersumbatnya arteri retina sentralis biasanya di lamina kribrosa.

Arteri retina sentral yang merupakan cabang dari arteri oftalmika hanya menyebabkan iskemia pada retina bagian dalam dan biasanya hanya mengenai satu mata saja.


Oklusi ini akan menyebabkan berkurangnya suplay oksigen pada daerah yang dari arteri yang mengalami oklusi tersebut, sehingga dapat menyebabkan kebutaan yang permanen.

Oklusi arteri retina sentralis biasanya terjadi pada usia tua atau usia pertengahan. Kehilangan penglihatan secara tiba-tiba, berat dan tanpa didahului oleh rasa sakit adalah karakteritik oleh oklusi arteri retinal sentralis Merupakan kasus kegawatdaruratan oftalmologi. Keterlambatan penanganan akan mengakibatkan kehilangan penglihatan permanen.

ANATOMI RETINA MATA

Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan, dan multilapis dan melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata.

Retina biasa juga disebut selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya.

Retina berbatas dengan koroid dan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas lapisan-lapisan, mulai dari sisi dalamnya, adalah sebagai berikut :

1. Membrana limitans interna
2. Lapisan serabut-serabut saraf
3. Lapisan sel-sel ganglion
4. Lapisan pleksiform dalam
5. Lapisan nuklear dalam
6. Lapisan pleksiform luar
7. Lapisan nuklear luar
8. Membrana limitans interna
9. Lapisan fotoreseptor
10. Lapisan epitel pigmen

Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula. Secara klinis dapat didefinisikan sebagai daerah pigmentasi kekuningan yang disebabkan oleh pigmen luteal (xantofil), dan dibatasi oleh arkade-arkade pembuluh darah retina temporal.

Di tengah makula, sekitar 3,5 mm di sebelah lateral diskus optikus, terdapat fovea yang secara klinis jelas-jelas merupakan suatu cekungan yang memberikan pantulan khusus bila dilakukan oftalmoskop.

anatomi retina mataFovea ditandai dengan menipisnya lapisan inti luar dan dan tidak adanya lapisan-lapisan parenkim karena akson-akson sel fotoreseptor berjalan oblik dan pergeseran secara sentrifugal lapisan retina yang lebih dekat ke permukaan dalam retina.

Foveola merupakan bagian paling tengah pada fovea, di sini fotoreseptornya adalah sel kerucut dan merupakan bagian retina yang paling tipis.

Pada funduskopi tempat makula lutea tampak lebih merah dari sekitarnya dan pada tempat fovea sentralis seolah-olah ada cahaya yang disebut refleks fovea, yang disebabkan oleh lekukan pada fovea sentralis.

BACA:  Referat Kedokteran: Patofisiologi dan Gejala Klinis Kejang Demam

Pada bagian nasal dari makula lutea terdapat papilla nervi optisi, yaitu tempat dimana N.II menembus sklera.

Papil ini hanya terdiri dari serabut saraf, tidak mengandung sel batang atau kerucut sama sekali dan disebut titik buta.

Bagian tengahnya ada lekukan yang tampak agak pucat, dari tempat inilah keluar arteri dan vena retina sentralis yang kemudian bercabang-cabang ke temporal dan ke nasal, juga ke atas dan ke bawah.

Arteri ini merupakan arteri terminal dan tak ada anastomose. Namun terkadang di dapat anastomose antara a. Siliaris dan a. Retina sentral yang disebut a. Silioretinal yang terletak di makula, sehingga bila terjadi emboli yang masuk ke dalam arteri retina sentralis fungsi dari makula tak terganggu.

Pemasok arteri utama ke orbita dan bagian-bagiannya berasal dari arteri oftalmika, cabang besar pertama dari bagian intrakranial arteri karotis interna. Cabang ini berjalan di bawah nervus optikus dan bersamanya melewati kanalis optikus menuju orbita.

Cabang intraorbital pertama adalah arteri retina sentralis, yang memasuki nervus optikus sekitar 8-15 mm di belakang bola mata. Pembuluh darah retina keluar pada papil N.II, membentuk gambaran percabangan yang berbeda-beda pada setiap individu.

Retina menerima darah dari dua sumber. Biasanya bagian dalam retina disuplai oleh a.retina sentral dan cabangnya yang memperdarahi dua per tiga sebelah dalam.

Pada bagian luar disuplai oleh koriokapiler yang berada tepat di luar membrana Bruch, yang memperdarahi sepertiga luar retina. Termasuk lapisan pleksiformis luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan lapisan epitel pigmen retina.

ETIOPATOGENESIS OKLUSI ARTERI RETINA SENTRAL

Oklusi arteri retina sentral terjadi akibat dari trombosis pada lamina sklerosis, mungkin berasal dari arteriosklerosis komplikasi, atau dari kejadian emboli. Saat retina menjadi iskemik, retina akan membengkak, dan kehilangan transparan.

Penyumbatan arteri retina sentral dapat disebabkan oleh:

• Emboli, merupakan penyebab penyumbatan arteri retina sentral yang paling sering. Emboli dapat berasal dari perkapuran yang berasal dari penyaklit emboli jantung, nodus-nodus reuma, carotid plaque atau emboli endokarditis.
• Radang arteri
• Spasme pembuluh darah, disebabkan oleh antara lain pada migren, overdosis obat, keracunan alkohol, tembakau, kina atau timah hitam.
• Akibat terlambatnya pengaliran darah retina yang terjadi pada peninggian tekanan intraokular, stenosis aorta atau arteri karotis.
• Giant cell artritis
• Kelainan hiperkoagulasi
• Trauma

GAMBARAN KLINIK OKLUSI ARTERI RETINA SENTRAL

Gejala klinik:

Kelainan ini biasanya mengenai satu mata, dan terutama mengenai arteri pada daerah masuknya di lamina kribrosa. Keluhan pasien dengan oklusi retina sentral dimulai dengan penglihatan kabur yang hilang timbul (amaurosis fugaks), dengan tidak disertai rasa sakit dan kemudian gelap menetap.

BACA:  Artikel Kedokteran: Patofisiologi, Gejala Klinik dan Penatalaksanaan Diare

Ataupun dengan keluhan penglihatan tiba-tiba gelap, dimana tanda ini terjadi bila oklusi hanya terdapat pada salah satu cabang di batang utama dari a. Retina sentral tetapi sebelumnya terdapat riwayat amaurosis fugaks tanpa terlihatnya kelainan pada mata luar.

Pemeriksaan fisis:

Ketajaman penglihatan berkisar antara menghitung jari dan persepsi cahaya pada 90% mata pada saat pemeriksaan awal. Penurunan visus yang berupa serangan-serangan yang berulang dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit spasme pembuluh atau emboli yang berjalan. Terkadang visus menjadi baik kembali bila spasmenya menghilang.

Defek pupil aferen dapat muncul dalam beberapa detik setelah sumbatan arteri retina Reaksi pupil menjadi lemah dengan pupil anisokoria.

Defek pupil ini biasanya timbul mendahului kelainan fundus selama satu jam. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat seluruh retina berwarna pucat akibat edema dan gangguan nutrisi pada retina.

Terdapat gambaran berupa sosis pada arteri retina akibat pengisian arteri retina yang tidak merata. 25% mata dengan sumbatan arteri retina sentral memiliki arteri-arteri silioretina yang merupakan anastomose antara a. Retina sentral dan a. siliaris yang tidak mengenai makula sehingga daerah makula masih dapat melihat maka daripada itu ketajaman penglihatan sentral masih dapat dipertahankan.

Sesudah beberapa jam retina akan tampak pucat, keruh keabu-abuan yang disebabkan edema lapisan dalam retina dan lapisan sel ganglion. Pada keadaan ini akan terlihat gambaran merah ceri (cherry red spot) pada makula lutea.

Hal ini disebabkan tidak adanya lapisan ganglion di makula, sehingga makula mempertahankan warna aslinya. Lama-kelamaan papil warnanya pucat dan batasnya kabur.

Secara klinis, kekeruhan retina menghilang dalam 4-6 minggu, meninggalkan sebuah diskus optikus pucat sebagai temuan okular pertama.

DIAGNOSIS BANDING OKLUSI ARTERI RETINA SENTRAL

– Sumbatan vena retina sentralis
– Retinopati akibat oklusi karotis

PENATALAKSANAAN OKLUSI ARTERI RETINA SENTRAL

Saat ini tidak terdapat pengobatan yang memuaskan untuk memperbaiki penglihatan pada pasien dengan sumbatan arteri retina sentralis.

Hal ini disebabkan kerusakan retina irreversibel ternyata terjadi setelah 90 menit sumbatan total arteri retina sentralis, sehingga hanya tersedia sedikit waktu untuk memulai terapi. Oleh karena itu oklusi arteri retina sentralis merupakan kegawatdaruratan mata yang harus ditangani secara cepat.

Untuk menurunkan tekanan bola mata dapat dengan :

  • Mengurut bola mata sehingga bola mata menjadi lembut, tekanan intraokuler menurun dan arterinya mengembang lagi.
  • Asetazolamid (500 mg IV) bisa ditambahkan timolol 0,5%.
  • Paracentesis bilik mata depan juga dapat dilakukan dengan tujuan yang sama.
BACA:  Mekanisme Transfusi Darah

Untuk menginduksi vasodilatasi retina dan meningkatkan PO2 di permukaan retina maka pasien dapat diberikan campuran oksigen 95% dan karbondioksida 5% secara inhalasi melalui masker selama 10 menit setiap 2 jam pada waktu bergiat dan setiap 4 jam pada malam hari selama 48 jam. Dapat pula dilakukan dengan bernafas dengan menggunakan kantong kertas.

Vasodilator pemberian bersama dengan antikoagulan. Akan tetapi antikoagulan sistemik biasanya tidak diberikan.

Steroid bila di duga terdapatnya peradangan. Maka dari pada itu pada pasien dengan oklusi arteri retina sentralis setelah melewati penanganan kegawatdaruratan harus melalui pemeriksaan lengkap terutama sedimentasi eritrosit guna menyingkirkan kemungkinan penyebab berupa giant cell arteritis, bila hasil pemeriksaan mengarah pada arteritis temporal maka harus diberikan kortikosteroid dosis tinggi, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya oklusi arteri retina sentral pada mata yang sebelahnya. Biasanya didapatkan pada pasien usia di atas 55 tahun.

PROGNOSIS

Secara umum prognosis pada oklusi srteri retina sentralis kurang begitu bagus hal ini disebabkan oleh karena kerusakan retina yang irreversibel hanya berlangsung dalam 90 menit. Namun tidak menutup kemungkinan terjadinya perbaikan visus, bergantung pada letak dan lamanya oklusi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, Sidarta, Prof. Dr., Oklusi Arteri Retina Sentral. Dalam : Ilmu Penyait Mata. Edisi Ketiga. FKUI. Jakarta :2005 ; 188-189

2. Vaughan GD, Asbury T, Riordan-Eva P. Retina dan Tumor Intraokular. Sumbatan Arteri Retina Sentralis. Dalam : Oftalmologi Umum, Edisi 14. Jakarta : Widya Medika : 2000; 214 – 215.

3. Blodi, FC. Angle-Closure Glaucoma in Basic and Clinical Science Course Glaucoma. USA: American Academy of Ophtalmology. 2003. p.100-21.

4. Wilson, Fred M., etl. Arterial Occlusive disease.Central Retinal Artery Occlusion. In : Retina And Vitreous. Section 11. American Academy of Opthalmology. California: 1991 ; 39-40

5. Chern KC. Central Retina Artery Occlusion and Branch Retinal Artery. In : Emergency Opthalmology. McGraw-Hill Companies. New York : 2002 ; 173-175

6. Graham, Robert H., MD, Central Retinal Artery Occlusion. Available at : Http://www.emedicine.com/Oph/byname/central-retinal-artery-occlusion.htm. Accesed on January 24, 2007.

7. Anonymous. Retinal Artery Occlusion. Available at : Http://www.theretinasource.com/conditions/artery_occlusion.htm. Accesed on January 24, 2007.

8. Mandava, Sureh, etl., Central Retinal Artery Occlusion/Ophthalmic Artery Occlusion. In : Color Atlas of Ophthalmology. Thieme, New York, 1999; 270-272.