Membuka Praktek Fisioterapi Mandiri


Sebenarnya untuk bisa membuka praktek baik itu secara mandiri ataupun praktek bersama dokter spesialis, tidak banyak modal yang kita keluarkan. Tiga atau empat modalitas saja kita insyaAllah sudah bisa buka praktek, misalnya Infra Merah, TENS, US, serta jangan lupa, kita mempunyai modalitas yang yang tidak bisa dibeli di toko atau di agen alat fisioterapi yaitu manual terapi (bisa berupa terapi latihan, terapi latihan khusus, manipulasi terapi dan tentu saja massage yang kadang fisioterapis sendiri alergi dengan istilah ini). Standar minimal ini sudah cukup untuk buka braktek di daerah kota kecil atau ditengah kampung.
Untuk di daerah yang lebih kota lagi kita bisa menambahnya dengan Diatermi/SWD. Diatermi ini walaupun teman sejawat fisioterapi kita di luar negeri sudah mulai meninggalkannya, terutama para fisioterapis yang hobi dengan manual terapi yang memang konsumen disana kebanyakan yang dicari adalah manual/manipulasi terapinya. Dan juga kontroversi tentang diatermi itu sendiri. Tetapi untuk fisioterapi di Indonesia sendiri khususnya di daerah kota kecil diatermi masih diperlukan, tentu saja untuk meningkatkan daya jual fisioterapi agar bisa bersaing dengan praktek-praktek pengobatan yang lain. Kita sendiri tahu berapa ratus model praktek pengobatan yang ada di Indonesia ini yang notabene dalam prakteknya mereka menggunakan modalitas yang hampir sama atau bahkan sama dengan modalitas fisioterapi yang kita punya. Dan SWD dan US ini setahu saya untuk sementara hanya fisioterapis yang memakainya.
Tentu saja kita sebagai fisioterapi seperti yang saya katakan tadi mempunyai modalitas yang tidak dimiliki oleh profesi lain yaitu manual terapi. Kita sebagai fisioterapis harus bisa memaksimalkan kemampuan kita dalam menerapkan modalitas ini, karena modalitas inilah yang sebenarnya modalitas utama andalan kita.
Ada beberapa kasus yang memang harus menggunakan diatermi, seperti misalnya adnesitis, sinusitis dan semisalnya. Dan ada juga beberapa kasus yang memang harus kita tangani secara manual, misalnya; stiff joint, CP, entrapment neuritis, Stroke dan masih banyak lagi.
Memang berapa sih modal yang diperlukan untuk bisa buka praktek mandiri?
Berikut ini diberikan sedikit gambarannya…
1. Infra Merah, harga Rp.500.000,-/unit
2. TENS/IDC, alat yang saya tawarkan seharga Rp.800.000,-/unit
3. Ultrasound terapi, harga Rp.6 juta – 7 juta.
4. SWD, harga Rp.9 juta – 10 juta.
Totalnya : 500rb + 800rb + 6jt + 9jt = Rp.16.300.000,-

BACA JUGA:  Tanda dan Gejala Klinis Stroke

Terus terang produk di atas semua made in China, ini bukanya saya nge-fans dengan china, terapi menurut kita sebagai pemula dalam hal buka praktek belum perlu membutuhkan alat fisioterapi yang lebih canggih (baca; lebih awet/tahan lama) dalam artian buatan Amerika atau eropa. Disamping itu juga karena memang modal kita belum banyak. Yang kedepannya nanti kalau praktek kita sukses dan mempunyai banyak pelanggan kita bisa menggantinya dengan alat yang lebih canggih lagi. Satu lagi modalitas fisioterapi yang kadang (baca;selalu) kita butuhkan untuk kasus-kasus berupa entrapment neuritis daerah vertebra (seperti Cervical Root Syndrome, HNP, atau Ischialgia karena gangguan facet joint), yaitu Traksi mesin/elektrik. Saya menawarkan traksi lokal made in kita sendiri dengan harga Rp.21jt, made in China Rp.23jt, made in Korea Rp.55jt.
Bagi teman-teman sejawat fisioterapi yang berkeinginan untuk membuka praktek fisioterapi mandiri sudah tidak perlu khawatir lagi tentang modal yang harus dikeluarkan. Belilah alat sesuai dengan kemampuan kita saat ini dulu, dan jangan dipaksakan.
Yang lebih penting dari semua diatas adalah promosi dan komunikasi harus kita lakukan, kita bisa buka praktek tetapi tidak bisa promosi dan berkomunikasi juga percuma, praktek kita tidak akan jalan.