Penggunaan Fungsional Bandage


Bandage (perban) untuk berbagai injury serta untuk penyokong (support) dan mengurangi stress/ beban pada bagian tubuh telah digunakan sejak awal dunia kedokteran. Aplikasi bandage pada olahraga atletik telah dikenal pada zaman Yunani kuno. Beberapa teknik untuk kompresi, stabilisasi, dan immobilisasi masih tidak berubah secara prinsip. Teknik bandage seperti spica dan testudo (kulit kura-kura) masih tetap digunakan dan terbukti efektifitasnya. Sejak dahulu, bandage telah digunakan pada kulit dengan bahan-bahan/ unsur-unsur alamiah seperti tali ikatan dan madu.

BACA JUGA:  Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Bandage

Perkembangan ke depan tentang fungsional bandage untuk injury atletik telah dibuat dalam tahun terakhir ini dengan bahan-bahan/unsur-unsur bandage yang lebih baik dan perkembangan teknik bandage yang lebih baik. Pengalaman telah menunjukkan bahwa kompresi, immobilisasi, dan stabilisasi bandage, dapat digunakan secara bersamaan dengan pengobatan fisioterapi sehingga mampu mempercepat proses penyembuhan dan mencegah berbagai trauma atau kambuh kembali. Pelengkap bandage (seperti tape) untuk training dan kompetisi berperan sebagai immobilisasi/stabilisasi, supporting (penyanggah), serta mengarahkan/membatasi gerakan sendi dan otot.


BACA JUGA:  Aplikasi Bandage

Publikasi dan seminar oleh H.J. Montag, P.D. Asmussen, D.Reese, dan B.V. Wingerden secara substansial telah memperkenalkan teknik taping dan bandaging untuk fungsional bandage pada sistem lokomotor. Bandage yang sederhana sampai yang rumit (kompleks) telah diperkenalkan, meskipun kegunaannya masih disangsikan. Sebagai contoh, bandage tidak terbukti dapat mengontrol rotasi instabilitas pada knee. Disamping itu, keterbatasan gerak yang terjadi sebagai akibat dari taping pada sendi tidak dapat memberikan tekanan ekstra/tambahan pada jaringan sekitar sendi. Meskipun demikian, tanpa diragukan fungsional bandage memiliki peran pada fisioterapi olahraga, khususnya jika seseorang menganggap sebagai efek psikologisnya.