Visi dan Misi Fisioterapi Indonesia


Dengan melihat kondisi Indonesia pada saat ini dan kearah mana dengan cara bagaimana Fisioterapis akan dapat menjadi Fisioterapis sejati di Millenium ke III, maka Fisioterapis Indonesia harus mempunyai pandangan ke depan tentang gambaran Fisioterapi (VISI) serta apa yang menjadi tugas pokok yang mesti dilakukan agar pandangan ke depan tersebut dapat dicapi dengan benar (MISI).
VISI : Fisioterapi Indonesia harus mampu memberikan pelayanan fisioterapi dengan kualitas global.
MISI : Membawa Fisioterapi Indonesia menjadi fisioterapi sejati sejajar fisioterapi global universal.

a. Fisioterapi Sejati
Dalam era globalisasi fisioterapi dunia akan mempunyai paradigma yang sama, apa yang disebut fisioterapi baik dipandang dalam bentuk pelayanannya, kompetensinya, kewenangannya, maupun persyaratan pendidikannya untuk menjadi fisioterapis akan menjadi sama dan standar pula. Oleh sebab itu fisioterapi sejati berdasarkan kedua hasil kongres WCPT (1995/1999) dapat digambarkan paling tidak sebagai berikut :
1) Profesi kesehatan yang menangani gangguan gerak dan fungsi manusia perorangan dan masyarakat.
2) Upaya yang dilakukan dapat berupa upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.
3) Bersifat profesional dan mandiri, bekerja secara terbuka dan sejajar dengan tenaga kesehatan lainny, mempunyai otonomi dan kemerdekaan sendiri yang mempunyai tanggung gugat dan tanggung jawab.
4) Fisioterapi adalah proses pemecahan masalah sehingga dikenal alur dari pemeriksaan ? Diagnosa Fisioterapi ? Perencanan Terapi ? Pelaksanan terapi dan ? Reevaluasi


BACA JUGA:  Kedudukan Fisioterapi dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan

b. Tujuan Strategi
Fisioterapi sejati adalah fisioterapi yang benar-benar fisioterapi yang mempunyai arti, nilai serta paradigma yang sama dengan arti fisioterapi yang sebenarnya yang berlaku secara universal – global, merupakan keharusan menjadi plat-form fisioterapi Indonesia.
Oleh sebab itu peningkatan kemampuan profesionalisme fisioterapi dalam arti profesi yang mandiri merupakan kunci keberhasilan yang mempunyai nilai strategis dalam upaya pencapaian Visi dan Misi maka tujuan strategis dapat dirumuskan :
“ Meningkatkan profesionalisma fisioterapi Indonesia melalui peningkatan pendidikan Formal minimal 4 tahun pada tingkat sarjana dan pendidikan yang berkelanjutan sehingga mampu melaksanakan profesi fisioterapi dengan sebaik-baiknya agar dapat meningkatkan pelayanan di masyarakat”.

c. Analisis SWOT
1. Strength (Kekuatan)
a) Kemampuan untuk maju
Keinginan untuk maju sebagian besar Fisioterapis Indonesia merupakan kekuatan dalam mengembangkan Fisioterapi Indonesia dimasa yang akan datang.
b) Tuntutan pasar lokal-global
Tuntutan akan kualitas pelayanan fisioterapi di Indonesia yang merupakan pasar lokal, merupakan kekuatan yang mendorong baik langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan Fisioterapi Indonesia. Sehingga peningkatan pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan bagi Fisioterapis Indonesia. Tuntutan pasar globalpun juga sangat tinggi , hal ini dibuktikan banyak dicarinya Fisioterapi Asia yang ditawari pekerjaan di Amerika, Kanada dan Negara Eropa lainnya.
2. Weakness (Kelemahan)
Pada saat ini baru ada tiga pendidikan sarjana Fisioterapi yang ada di Indonesia satu diploma IV dan dua pendidikan S1, Selain itu juga kekurangan staf pengajar yang memenuhi syarat sehingga dapat memberikan pelajaran dengan benar dan baik.
Belum adanya standar kompetensi Fisioterapi yang diakui secara nasional sehingga masih beraneka ragam jenis kompetensi yang ada.
3. Opportunities (Kesempatan)
a) Reformasi merupakan segalanya, diakhir pemerintahan orde baru muncul fatwa konsorsum ilmu kesehatan yang menyatakan bahwa fisioterapi bukan profesi, apalagi mengakui sebagai profesi yang mandiri, tiba-tiba punah dan dikeluarkannya win-win solution yaitu dengan memberikan gelar sarjana sain terapan bagi lulusan D4 Fisioterapi, dan juga lulusannya dapat melanjutkan kejenjang pasca sarjana sehingga kesempatan ini harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
b) Masih ada upaya membesarkan fisioterapi dalam kandang rehabilitasi sehingga walaupun pendidikan sudah sarjana namun ada upaya tetap dalam kandang tersebut.
4. Treath (Ancaman)
a) Ada dua hal yang utama yang akan menjadi kendala bila Fisioterapi Indonesia tidak cepat mengembangkan pendidikan sarjana Fisioterapi, Fisioterapi akan dikembangkan profesi lain dan tidak sesuai dengan plat-form WCPT.
b) Untuk dapat melakukan proses fisioterapi diploma tiga saja tidak cukup.