Asperger Tidak Sama Dengan Autis


Tidak seperti kebanyakan anak autis, anak asperger memang tidak menunjukkan keterlambatan bicara, punya kosa kata yang sangat baik, walaupun agak sulit untuk mengerti bahasa “humor dan ironi”. Mereka pun kebanyakan mempunyai intelligence yang cukup baik bahkan di atas rata-rata. Oleh karena itu biasanya secara akademik, biasanya mereka tidak bermasalah, dan mampu mengikuti pelajaran di sekolah umum dengan baik. Sedangkan penyandang autis klasik, sebagian besar terdiagnosa mempunyai IQ dibawah normal bahkan masuk kategori moderate mental retardasi. Tantangan terbesar bagi penyandang asperger adalah dalam hal bersosialisasi dan berinter-aksi.
Pada umumnya, anak asperger suka untuk berteman, walaupun dengan gaya bahasa dan mimik yang formal dan terlihat “aneh”. Mereka sulit memulai percakapan dan sulit mengerti makna dari interaksi sosial.

BACA JUGA:  Pegagan (Centella asiatica) Sebagai makanan otak

Kesulitan anak asperger dalam bersosialisasi dapat/akan membuat mereka menjadi sangat stress di sekolah. Banyak kendala akan ditemukan pada saat anak asperger memasuki masa remaja /akil-balik (SMP/SMU). Untuk menghadapi masalah itu, orang tua disarankan untuk segera mencari ahli yang profesional (care dan knowledgable) dan melakukan intervensi yang diperlukan se-segera mungkin dengan berterus terang kepada guru (pendidik) dan kepala sekolah dengan melihatkan atau membawa referensi dari ahli tsb. Tanpa pemberitahuan dari orang tua, pihak sekolah dan teman-teman anak asperger sulit untuk mengetahui bahwa mereka “berbeda” karena anak asperger tidak mudah dikenali seperti halnya anak autis klasik. Hal inilah biasanya yang dapat menjadi pemicu berbagai masalah serius pada anak asperger.


BACA JUGA:  Rahasia Merawat Organ Wanita Paling Rahasia

Walaupun sebagian orang menganggap bahwa asperger adalah mild autis (autis ringan), treatment dan intervensi tetap harus dilakukan. Sebagian besar program2 terapi untuk anak asperger biasanya bersifat direct teaching / langsung di dibuat untuk memperbaiki skill yang mereka belum kuasai misalnya di-bidang sosialisasi, mengerjakan/menyelesaikan pekerjaan sekolah dan cara membagi waktu (time management). Anak asperger juga akan sangat terbantu jika banyak dilibatkan dalam kegiatan sosial seperti belajar dalam kelompok kecil (support group), sport club, dimana mereka dapat berlatih, share experience mereka dan saling belajar dari teman mereka. Ada juga satu terapi yang cukup baik untuk anak asperger yaitu terapi RDI (Relationship Development Intervention) didevelop oleh Dr. Steven Gutstein.