Tes Aktif-Pasif ROM Pada Shoulder Girdle


Tes aktif dan pasif merupakan suatu metode yang digunakan untuk membedakan keterbatasan ROM.

Pada tes aktif, pasien menggunakan ototnya  sendiri untuk menilai ROM, sedangkan tes pasif, pemeriksa menggerakkan anggota gerak pasien untuk mendapatkan ROM.


Tes pasif merupakan suatu cara yang dilakukan jika pasien mendapat kesulitan untuk melakukan tes aktif. Secara umum, jika pasien mampu melakukan aktif ROM dengan baik  tanpa ada nyeri atau kesulitan maka tidak diperlukan bantuan untuk dilakukan tes pasif.

ROM shoulder girdle diukur atas 6 gerakan yang akan diukur yaitu :

  1. Abduksi
  2. Adduksi
  3. Fleksi
  4. Ekstensi
  5. Internal rotasi
  6. Eksternal rotasi

Kombinasi spesifik gerakan ini untuk mendapatkan variasi gerakan dari shoulder.

1. Tes Aktif ROM

Tes Aply “Scratch” (tes garukan) merupakan tes aktif yang cepat untuk mengetahui ROM. Pertama abduksi dan eksternal rotasi, mintalah pasien untuk menggapai belakang kepalanya dan menyentuh sudut superior medial scapula yang disebelahnya.

Kemudian untuk membangdingkan ROM internal rotasi dan adduksi, mintalah pasien untuk menggapai belakang kepala hingga menggapai acromion.

Selanjutnya tes internal rotasi dan adduksi, mintalah pasien untuk menggapai pinggangnya hingga menyentuh sudut inferior scapula yang berhadapan.

BACA JUGA:  Pengobatan herbal Daun Mimba

Perhatikan gerakan pasien selama semua phase tes ini, untuk mengetahui adanya keterbatasan gerak atau abnormalitas irama gerak dan simetri tidaknya.
Untuk menilai ROM yang lain, mintalah p[asien mengabduksikan lengannya sekitar 90?, jagalah agar elbow tetap lurus.

Kemudian mintalah dia untuk memutar telapak tangannya pada posisi supinasi dan dilanjutkan dengan abduksi hingga tangannya saling bertemu diatas kepala.

Ini akan ditunjukkan secara bilateral full abduksi dan sebagai pelengkap untuk membandingkan kedua sisinya secara langsung.

Kemudian mintalah pasien untuk meletakkan tangannya dibelakang leher dan tekanlah elbownya kearah posterior untuk mengetes abduksi dan eksternal rotasi.

Akhirnya, untuk tes abduksi dan internal rotasi, mintalah pasien untuk meletakkan kedua tangannya dibelakang pinggang setinggi kemampuannya sambil menggaruk sudut inferior scapula.

Keuntungan tes ROM dengan cara ini adalah pasien dapat menunjukkan gerakkan pada kedua sisi secara berkelanjutan, dan buatlah pemeriksaan menjadi mudah untuk gerakkan yang sifatnya simetri serta tandai setiap ada gangguan pada sisi yang abnormal.

2. Tes Pasif ROM

Jika pasien tidak dapat melakukan beberapa gerakkan pada shoulder girdle, tes pasif ROM dapat dilakukan.

BACA JUGA:  Proses Pemeriksaan Fisioterapi Pada Glenohumeral Joint (Regio Shoulder Joint) Part I

Seorang pasien yang tidak dapat melakukan ROM aktif dengan penuh pada beberapa macam variasi gerakan, dia mungkin mengalami kelemahan otot, contractur, soft tissue (didalam capsul atau ligament atau dari contractur otot) atau tulang yang terblockage (tulang yang menyatu atau excrescences).

Tes pasif tidak menggunakan kekuatan otot pasien sendiri sebagai pertimbangan keadaannya tapi menggunakan kekuatan si pemeriksa. Suatu tes pasif digunakan untuk mengetahui ada tidaknya keterbatasan gerak yang sesuai dengan dan tampak kekuatan otot.

Jika sendi dapat full ROM dengan tes pasif, maka kita dapat menduga ada kelemahan otot yang menyebabkan keterbatasan. Jika keterbatasan gerak tetap trjadi pada tes pasif, maka kelemahan otot bisa hapus dari penyebab keterbatasan, dan tulang (intra articular) atau soft tissue (extra articular) blockage yang dicurigai, meskipun demikian kelemahan otot bisa juga dihasilkan dari tidak digunakannya sendi.

Untuk membedakan antara blockage intra articular dan extra articular, periksa kualitas dan rasa blockage didalam sendi. Jika blockage berupa seperti karet, berikan sedikit tekanan dibawahnya, ada kemungkinan extra articular (soft tissue) blockage).

BACA JUGA:  Palpasi Jaringan Lunak (Axilla) di Area Klinik

Jika dengan cara lain blockage berupa tidak fleksibel dan ROM berakhir dengan suatu kepatahan, ada kemungkinan intra articular (tulang) yang terblokckage.

Hal ini harus ditekankan pada pasien yang total rileks selama dilakukan tes, jika dia tegang, takut atau merasa tidak aman saat kau tangani, maka ototnya akan menegang dan membatasi sendi, yang tidak memungkinkan terjadinya pasif full ROM.

Hal ini penting, sehingga tes ini perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya. Tes pasif dapat dilakukan dengan cara pasien duduk atau berdiri.

Elbownya harus bengkok selama tes sebab dengan fleksi elbow menghindarkan terjadinya gerakan membengkok arm, buatlah gerakan shoulder girdle dengan mudah dan lebih tepat.

Pada tes pasif, satu tangan menstabilisasi extremitas dan yang lain memanipulasi anggota gerak.

Saat tes ROM pada shoulder girdle (khususnya abduksi), yang harus diingat bahwa gerakan itu akan terbagi menjadi 3 kategori yaitu :

a. Gerakan glenohumeral yang kurang
b. Gerakan scapulothiracic dan
c. Kombinasi dari gerakan glenohumeral dan scapulothoracic.