Tanggung jawab perawat yang utama adalah menilai reaksi psikososial pasien secara konstan. Apa yang menjadi ketakutan dan keprihatinan pasien? Apakah ketakutan pasien meliputi kehilangan kemampuan untuk mengendalikan perawatan, kehilangan independensi atau kehilangan sanitas dirinya sendiri? Apakah ketakutan itu berupa perasaan takut kalau-kalau dirinya ditolak oleh keluarga dan orang yang dicintainya? Apakah ketakutan itu timbul karena pasien merasa takut kalau-kalau dirinya tidak mampu menghadapi rasa nteri atau cacat tubuhnya? Apakah keprihatinannya itu berkenaan dengan fungsi seksual?
Menyadari adanya kecemasan ini dan memahami dasar ketakutan pasien akan membuat perawat mampu untuk memberikan dukungan serta bekerjasama dengan anggota tim perawatan lainnya dalam mengembangkan suatu rencana untuk membantu pasien menangani perasaan ini.
Pada saat merawat pasien luka bakar, perawat harus menyadari adanya tersangka dan kesalah pahaman dalam masyarakat terhadap orang yang memiliki “perbedaan”. Kesempatan dan akomodasi yang tersedia bagi orang lain kerap kali dihindari oleh mereka yang tubuhnya cacat.
Fasilitas semacam itu mencakup partisipasi social, pekerjaan, prestise, berbagai peranan dan status. Tim perawatan kesehatan harus secara aktif mempromosikan citra tubuh yang sehat dan konsep-diri pada pasien-pasien luka bakar yang berhasil diselamatkan sehingga mereka dapat menerima atau menghadapi persepsi orang lain tentang kecacatan. Para pasien itu sendiri harus menunjukkan kepada orang lain siapa diri mereka, bagaimana mereka berfungsi dan bagaimana mereka ingin diperlakukan.
Perawat dapat membantu pasien dalam mempraktikkan respons mereka terhadap orang yang mungkin menatap atau ingin tahu tentang luka bakar mereka ketika nantinya mereka ke luar dari rumah sakit.
Perawat dapat membantu pasien untuk membangun perasaan menghargai diri sendiri dengan mengenali keunikan diri mereka misalnya, dengan isyarat sederhana seperti menghidangkan tart ulang-tahun, menyisir rambut pasien sebelum jam kunjungan, membagi informasi tentang adanya ahli kosmetik yang dapat memperbaiki penampakan diri dan mengajarkan cara-cara untuk mengalihkan perhatian dari wadah fisik yang cacat kepada pribadinya sendiri di dalam wadah tersebut. para konsultan seperti psikolog, pekerja social, konselor pekerjaan dan guru merupakan partisipan yang berharga dalam membantu pasien luka bakar untuk mendapatkan kembali perasaan menghargai diri sendiri.