Pelaksanaan Darurat Medis Luka Bakar


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanPasien diangkut ke klinik gawat- darurat yang terdekat. Rumah sakit dan dokter disiagakan dengan menginformasikan bahwa pasien sedang dalam perjalanan ke rumah sakit sehingga semua tindakan penyelamatan jiwa pasien dapat segera dimulai oleh tim yang sudah terlatih.

Prioritas pertama dalam ruang darurat tetap ABC (airway, breathing and circulation). Untuk cedera paru yang ringan, udara pernapasan dilembabkan dan pasien didorong supaya batuk sehingga sekret saluran napas bisa dikeluarkan dengan pengisapan.

 
BACA JUGA:  Patofisiologi Luka Bakar

Untuk situasi yang lebih parah diperlukan pengeluaran sekret dengan pengisapan bronkus dan pemberian preparat bronkodilator serta mukolitik.


Jika terjadi edema pada jalan napas, intubasi endotrakeal mungkin merupakan indikasi. Continuous positive airway pressure dan ventilasi mekanis mungkin pula diperlukan untuk menghasilkan oksigenasi yang adekuat.

Sesudah tercapai status respirasi dan sirkulasi yang adekuat, perhatian harus diberikan kepada luka bakarnya sendiri. Semua pakaian dan perhiasan yang dikenakan pasien dilepas.

Pembilasan luka bakar kimia dengan air diteruskan. Pasien diperiksa untuk menemukan lensa kontak; lensa kontak harus dilepas dengan segera jika bahan kimia mengenai mata atau luka bakar terjadi pada wajah.

BACA JUGA:  Prediksi Keberhasilan Hidup dan Respons Sistemik Pada Luka Bakar

Uraian mengenai dengan scenario luka bakar yang disampaikan pasien harus disahkan kembali oleh pasien, saksi di tempat kejadian serta paramedic di samping dilakukan pemeriksaan untuk menilai cedera vertebra spinalis atau cedera kepala bila pasien terlibat dalam peristiwa ledakan, terjatuh, meloncat atau mengalami cedera listrik.

Perhatikan yang cermat harus diberikan pada teknik aseptic. Petugas yang menangani korban luka bakar harus mengenakan masker, tutup kepala dan gaun/jas penutup pakaian; sarung tangan steril dikenakan ketika petugas menangani luka bakar.

Dokter mengevaluasi keadaan umum pasien, menilai luka bakar, menentukan prioritas dan mengarahkan rencana penanganannya menurut kondisi masing-masing pasien yang dapat dibagi menjadi tatalaksana sistemik dan perawatan setempat bagian tubuh yang terbakar.