Retinitis Sitomegalovirus
Retinitis yang disebabkan oleh sitomegovirus (CMV; cytomegalovirus) merupakan penyebab utama kebutaan pada penderita penyakit AIDS.
Pada tahun 1989, FDA menyetujui penggunaan gansiklovir untuk mengobati retinitis CMV. Karena gansiklovir tidak mematikan virus tetapi lebih mengendalikan pertumbuhannya, obat ini harus diberikan sepanjang sisa usia pasien.
Penghentian pengobatan ini akan diikuti oleh eksaserbasi retinitis tersebut dalam waktu 1 bulan. Pada awalnya, gansiklovir disuntikkan IV setiap 8 hingga 12 jam sekali selama 2 hingga 3 minggu.
Terapi pemeliharaan diberikan sekali sehari selama 5 hingga 7 hari dalam seminggu. Pada sebagian pasien, retinitis CMV tetap berlanjut sekali pun diberikan.
Efek merugikan yang membuat pendidikan pasien dan pemantauan rawat jalan sangat penting adalah supresi sumsum tulang (yang akan menurunkan jumlah sel darah putih dan trombosit), kandidiasis oral dan gagguan hepar serta ginjal.
Akses vena jangka panjang harus dibuat dan kepada pasien serta orang yang merawatnya perlu diajarkan tehnik pemberian gansiklovir di rumah.
Reaksi merugikan yang sering terjadi pada pemberian gansiklovir adalah neutropenia berat yang membatasi penggunaan zidovudin (ZDV, AZT) bersama gansiklovir.
Bagi pasien yang tidak dapat mentolerir pemberian gansiklovir secara sistemik karena terjadinya neutropenia yang berat, infeksi pada lokasi akses vena atau keharusan untuk memakai zidovudin, maka penyuntikan gansiklovir intravitreus merupakan terapi yang efektif.
Foskarnet (Foscavir), yaitu preparat lain yang digunakan untuk mengobati retinitis CMV, disuntikkan intravena setiap 8 jam sekali selama 2 hingga 3 minggu.
Terapi pemeliharaan diberikan selama 2 hingga 3 jam sebanyak lima kali seminggu. Preparat ini dapat diberikan bersama zidovudin. Reaksi merugikan yang lazim terjadi pada pemberian foskarnet adalah nefrotoksisitas yang mencakup gagal ginjal akut dan gangguan keseimbangan elektrolit yang mencakup hipokalsemia, hiperfosfatemia serta hipomagnesemia; semua keadaan ini dapat membawa kematian.
Efek merugikan lainnya yang lazim dijumpai adalah serangan kejang-kejang, gangguan gastrointestinal, anemia, flebitis pada tempat infuse dan nyeri punggung bawah.
Obat-obat lain yang sedang dievaluasi untuk terapi retinitis CMV adalah asiklovir (Zovirax), alfainterferon dan terapi kombinasi dengan gansiklovir (Cytovene) serta immuneglobulin.
Keadaan lain.
Asiklovir dan foskarnat kini digunakan untuk mengobati ensefalitis yang disebabkan oleh herpes simpleks atau herpes zoster. Pirimetamin (daraprim) dan sulfadiasin atau klindamisin (Cleosin HCL) digunakan untuk pengobatan maupun terapi supresif seumur hidup bagi infeksi Toxoplasmosis gondii.
Kandidiasis esophagus atau oral diobati secara topical dengan obat isap (troches) oral klotrimazol (Mycelex) atau suspensi nistatin. Infeksi kronis yang membandel oleh kandidiasis (thrush) atau lesi esophagus diobati dengan ketokonazol atau flukonazol.