Intervensi Keperawatan Dalam Meningkatkan Aktivitas Pasien Luka Bakar


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatan/Meningkatkan Toleransi terhadap Aktivitas.

Intervensi keperawatan yang harus dilaksanakan menurut program perawatan yang ketat dan rasa nyeri yang menyertai gerakan akan membawa dampaknya pada pasien luka bakar. Pasien dapat mengalami kebingungan serta disorientasi , dan kekurangan energy untuk turut berpartisipasi secara optimal dalam perawatan.

 

Perawat harus menjadwalkan asuhan keperawatannya sedemikian rupa sehingga setiap pasien luka bakar bisa memperoleh waktu untuk tidur tanpa diganggu. Saat yang tepat bagi pasien untuk menjalani istirahat yang direncanakan adalah periode pasca-stres sesudah penggantian kasa pembalut dan pelaksanan latihan gerak, sementara intervensi nyeri dan pemberian sedative tetap menjadi tindakan yang efektif.


BACA JUGA:  Meningkatkan Integritas Kulit dalam Keperawatan

Rencana ini harus dikomunikasikan dengan anggota  keluarga dan orang lain yang melaksanankan perawatan. Preparat hipnotik yang diberikan sesuai dengan preskripsi medic sebelum tidur malam dapat mempermudah tidur pasien pada malam harinya.

Karena pasien luka bakar sering mengalami buruk yang berhubungan dengan luka bakarnya, perawat harus mau mendengarkan dan menentramkan perasaan pasien ketika mimpi buruk yang berhubungan dengan luka bakarnya.

Perawat harus mau mendengarkan dan menenteramkan perasaan pasien ketika mimpi buruk atau ketakutan dan kecemasan lainnya terhadap prognosis luka bakar yang diderita pasien mengakibatkan insomnia.

Pengurangan stress metabolic dengan meredakan rasa nyeri, mencegah gejala menggigil atau panas dan meningkatkan integritas fisik pada semua system tubuh akan membantu pasien untuk menyimpan tenaganya bagi keperluan aktivitas terapeutik serta kesembuhan luka.

BACA JUGA:  Asuhan Keperawatan Hipospadia

Perawat dapat memasukkan latihan fisioterapi dalam perawatan pasien untuk mencegah atrofi otot dan mempertahankan mobilitas yang diperlukan bagi aktivitas sehari-hari. Toleransi pasien terhadap aktivitas, kekuatan dan ketahanan fisiknya secara bertahap akan meningkat jika aktivitas berlangsung dalam periode waktu yang semakin panjang.

Perasaan letih, panas dan toleransi nyeri harus dipantau dan digunakan untuk menentukan tingkat aktivitas, yang perlu dianjurkan setiap hari. Penjadwalan aktivitas, seperti kunjungan keluarga, terapi permainan atau permainan atau rekreasional-misalnya, bermain video games, mendengarkan radio, menonton televise atau berjalan-jalan di ruang tamu rumah sakit dapat mengganti suasana, memperbaiki prognosis di samping meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik.