Patofisiologi Luka Bakar


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanLuka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik.

Luka bakar dapt dikelompokan menjadi luka bakar termal, radiasi atau kimia. Destruksi jaringan terjadi akibat kaogulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel.

 

Kulit dan mukosa saluran napas atas merupaka lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam, termasud organ visera, dapat mengurangi kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agens penyebab (burning agent). Nekrosis dan kegagalan organ dapat terjadi.


Dalamnya luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan agen tersebut. Sebagai contoh, pada kasus luka bakar tersiram air panas pada orang dewasa, kontak selama 1 detik selama dengan air yang panas dari shower dengan suhu 69,9 0C dapat menimbulkan luka bakar yang merusak epidermis serta dermis sehingga terjadi cedera derajat-tiga (full-thickness injury).

Pajanan selama 15 menit dengan air panas yang suhunya sebesar 56,1 0C mengakibatkan cedera full-thickness yang serupa. Suhu yang kurang dari 44 0C dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka bakar.

BACA JUGA:  Intervensi Keperawatan Dalam Meningkatkan Aktivitas Pasien Luka Bakar

Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan dalamnya luka bakar; kemudian perawatannya dilakukan melalu tiga fase luka bakar, yaitu: fase darurat/resusitasi, fase akut atau intermediat dan fase rehabilitas.