Kenali Diabetes Mellitus dan Gejalanya


Diabetes Mellitus atau kencing manis merupakan gangguan metabolisme yang kompleks yang terjadi pada klien yang mengalami kekurangan insulin secara relatif maupun absolut. Dalam melakukan kegiatannya tubuh manusia meggunakan glukosa yang sebagian besar berasal dari karbohidrat yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi setiap hari, namun penggunaan glukosa oleh sel-sel otot tubuh untuk beraktifitas ini sangat bergantung pada kadar hormon Insulin yang berfungsi untuk meningkatkan penyerapan glukosa yang semula ada di dalam darah untuk masuk ke sel-sel otot untuk digunakan sebagai bahan bakar.

Gejala-gejala dari Diabetes Mellitus yang paling mudah dilihat adalah:

 

1. Polipagi, yaitu timbulnya keinginan untuk makan lebih banyak namun tidak dibarengi dengan peningkatan berat badan malah bisa menurunkan berat badan.


2. Polidipsi, yaitu timbulnya rasa haus yang berlebihan sehingga akan menyebabkan minum lebih sering.

3. Poliuri, yaitu tingginya frekuensi berkemih sehingga hanya dalam satu malam dapat mencapai 20-30 kali.

Adapun 3 jenis diabetes, yaitu:

1. Diabetes tipe 1

2. Diabetes tipe 2

3. Gestasional diabetes

Pembahasan kali ini akan difokuskan pada diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Diabetes tipe 1 atau yang biasa disebut Juvenile diabetes ini didapat/diturunkan secara heterogen dan pada anak kembar resikonya antara 25%-50%. Pada tipe 1 ini ditemukan bahwa tidak adanya sekresi insulin sama sekali di dalam tubuh penderitanya, pada 20%-60% klien dengan diabetes tipe 1 ini ditemukan autoantibody (kekebalan tubuh) yang melawan kehadiran insulin, diduga bahwa aktifnya sistem imun ini disebabkan oleh keberadaan virus tertentu. Klien dengan diabetes tipe 1 mulai mengalami kelainan metabolismenya pada saat usianya kurang dari 30 tahun. Aktifitas yang disarankan supaya dilakukan untuk menjaga kesehatan yang optimal untuk klien dengan Diabetes Mellitus tipe 1 adalah:

BACA JUGA:  Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Chancroid

· Menjaga kadar gula darah pada level normal yang paling memungkinkan.

· Mencegah hipoglikemi dan hiperglikemi dengan memantau ketat kadar gula darah dan melakukan tindakan awal seperti melakukan perawatan kaki tiap hari.

· Mencegah komplikasi diabetes dengan menghindari faktor resiko seperti merokok, hipertensi, hiperlipidemi (lemak yang tinggi), dan penggunaan obat yang bersifat toksik (racun) pada sistem saraf tubuh kita.

Kencing manis/diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak bisa kita temukan, diabetes ini paling banyak timbul karena obesitas. Berbeda dengan diabetes tipe 1 yang tidak mensekresi insulin sama sekali, pada diabetes tipe 2 ini masih ditemukan sekresi insulin namun dalam jumlah yang tidak adekuat/ kurang untuk mengatasi tingginya kadar gula dalam darah. Tingginya kadar gula dalam darah menyebabkan ginjal dengan terpaksa mengekskresikan gula bersama dengan urine yang keluar dari tubuh, sehingga akan terjadi fenomena glukosuria dimana urine mengandung glukosa. Adapun aktifitas yang disarankan untuk menjaga kesehatan yang optimal untuk klien dengan DM tipe 2 adalah:

BACA JUGA:  Anatomi Fisiologi Airway Breathing

· Mengontrol makanan dengan diet rendah karbohidrat namun tetap memenuhi kebutuhan kalori tubuh.

· Menghindari makanan dengan kadar gula dan lemak tinggi.

· Menjaga berat badan ideal yang dimulai pada masa anak-anak.

· Olahraga yang teratur.

· Mengembalikan berat badan seperti sebelum hamil pada ibu yang baru selesai melahirkan.

Secara umum penyakit Diabetes memiliki beberapa komplikasi baik yang bersifat akut maupun kronis. Komplikasi akut diabetik ada dua yaitu hiperglikemi dan diabetik ketoasidosis, hiperglikemi terjadi saat glukosa tidak dapat pergi ke dalam sel karena jumlah insulin yang tidak mencukupi. Tanpa tersedianya karbohidrat/gula di dalam sel tubuh, maka hati akan aktif mengkonversi kembali glikogen menjadi glukosa dengan proses glikogenolisis selain itu juga akan meningkatkan pembentukan glukosa baru lewat proses glukoneogenesis. Pada DM tipe 1 kurangnya glukosa dalam sel tubuh akan dikompensasi dengan mengaktifkan cadangan lemak pada jaringan adiposa sebagai sumber energi, metabolisme lemak ini menghasilkan badan-badan keton yang semakin banyak jumlahnya dalam darah seiring dengan peningkatan metabolisme lemak itu sendiri. Badan-badan keton yang semakin banyak akhirnya diekskresikan bersama urine dan menjadi ketonuria, namun kompensasi ini ternyata tidak menurunkan kadar keton di dalam darah dan menyebabkan darah menjadi bersuasana asam (pH menurun) akibat banyaknya keton asetoasetat dan beta-hidroksibutirat. Kondisi inilah yang disebut diabetik ketoasidosis, bila asidosis ini menjadi semakin parah maka klien akan mengalami penurunan tingkat kesadaran dan pada akhirnya sampai pada kondisi yang disebut koma diabetes.

BACA JUGA:  Makan Daging Merah Berisiko Bagi Kesehatan

Komplikasi Diabetes yang kronik merupakan penyebab utama kematian pada klien diabetes karena dapat mempengaruhi banyak sistem tubuh klien. Terdiri atas:

1. Makroangiopati, termasuk penyakit jantung koroner, atherosclerosis, penyakit serebrovaskuler, dan resiko infeksi.

2. Mikroangiopati yaitu penebalan membrane kapiler, contoh: retinopati dan nefropati.

3. Neuropati, yaitu disfungsi saraf sensori motor dan saraf otonomi.

Meningkatnya kadar glukosa menyebabkan ketidakseimbangan zat penyusun matriks di antara sel, normalnya glukosa diubah menjadi bentuk gula lain seperti sorbitol dan fruktosa. Ketiga jenis gula ini (glukosa, sorbitol, dan glukosa) menumpuk di dasar membran sel dan diantara sel-sel, menyebabkan penebalan membran sel yang kemudian mempersulit transfer zat-zat yang keluar dan masuk sel termasuk oksigen, nutrisi-nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh sel, dan bahkan pengeluaran zat hasil sisa metabolisme sel yang bersifat racun juga terhambat. Apabila fenomena kekurangan nutrisi dan keracunan sel ini terjadi terus-menerus dan semakin meluas maka akan terjadi kegagalan sistem tubuh untuk mempertahankan kehidupannya di dunia ini.